Assalamualaikum...

Assalamualaikum...

Minggu, 14 April 2013

Strategi Pembelajaran Tarkib



BAB I
PENDAHULUAN
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motifasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa, media juga mampu meningkatkan pemahaman memudahkan penafsiran dan mendapatkan informasi. Oleh karena itu sebagai guru yang menjunjung tinggi prinsif profesionalitas seharusnya menghidupkan pembelajaran dengan media yang sebaiknya digunakan dengan berbagai pertimbangan.
Media pembelajaran tarkib Untuk mampu berbahasa Arab dengan baik dan benar, peserta didik perlu menguasai tarkib atau susunan bahasa Arab yang biasa disebut dengan Nahwi dan Shorfy, namun peserta didik bukan hanya sekedar memahami kaidah-kaidahnya akan tetapi peserta didik juga harus mahir dalam menggunakan fungsi-fungsi tarkib dalam kalimat, karena pola kalimat merupakan hal penting dalam pembelajaran tarkib.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tarkib (Struktur Bahasa)
Tarkib dalam bahasa arab yaitu susunan yang ditinjau dari ilmu nahwu dan ilmu shorof.
Pengertian dari ilmu nahwu sendiri adalah ilmu yang membahas kedudukan kalimah dalam bahasa arab ditinjau dari segi I’rob dan bina’. Sedangkan ilmu shorof adalah perubahan asal suatu kata kepada beberapa kata yang berbeda untuk mencapai arti yang dikehendaki yang bisa tercapai hanya dengan perubahan tersebut.
B.     Teknik Pembelajaran Struktur Bahasa
Seperti telah diutarakan di muka, dalam metode pengajaran bahasa modern, pengajaran tata bahasa berfungsi sebagai penunjang tercapainya kemahiran berbahasa. Tata bahasa bukan tujuan, melainkan sarana untuk dapat menggunakan bahasa dengan benar dalam komunikasi.
Pada dasarnya, kegiatan pengajaran tata bahasa terdiri dari dua bagian:
1.      Pengenalan kaidah-kaidah bahasa (al-nahwu dan al-sharf)
Pengenalan kaidah dapat dilakukan dengan cara dedukatif atau induktif.
a.       Cara Dedukatif
Dimulai dengan pemberian kaidah yang harus dipahami dan dihafalkan, kemudian diberikan contoh-contoh. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk melakukan latihan-latihan untuk menerapkan kaidah atau rumus yang telah diberikan.
Cara ini mungkin lebih disenangi oleh sebagian pembelajar bahasa yang telah dewasa, karena dalam waktu singkat mereka telah dapat mengetahui kaidah-kaidah bahasa, dan dengan daya nalarnya mereka dapat mengaplikasikan kaidah-kaidah itu setiap kali diperlukan.
b.      Cara Induktif
Dilaksanakan dengan cara, guru pertama-tama menyajikan contoh-contoh, Setelah mempelajari contoh-contoh yang diberikan, siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan sendiri kaidah-kaidah bahasa berdasarkan contoh-contoh tersebut.
Dengan cara ini, siswa secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, yakni dalam menyimpulkan kaidah-kaidah. Karena penyimpulan ini dilakukan setelah siswa mendapat latihan yang cukup, maka pengetahuan tentang kaidah itu benar-benar berfungssi sebagai penunjang keterampilan bahasa.
Suatu hal yang harus dihindari dalam pengenalan kaidah, baik dengan cara deduktif maupun induktif, ialah kecendrungan berlama-lama dalam membahas kaidah-kaidah tanpa sempat melakukan latihan berbahasa itu sendiri, sehingga kegiatan di dalam kelas lebih menyerupai kegiatan analisis bahasa daripada kegiatan berbahasa. Akibatnya pengetahuan tentang kaidah-kaidah itu hanya tinggal sebagai pengetahuan.
2.      Latihan Dril
Ada tiga jenis latihan masing-masing bisa berdiri sendiri atau bisa merupakan urutan yang merupakan kesatuan, yakni:
a.       Latihan mekanis
Pada dasarnya latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Latihan-latihan ini bisa diberikan secara lisan atau tertulis, dan diintegrasikan dengan latihan keterampilan berbicara dan menulis.
b.      Latihan bermakna
1)      Alat peraga: baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar, yang dipakai untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan.
2)      Situasi kelas
Benda-benda yang ada di dalam kelas dapat dimanfaatkan untuk pemberian makna.
c.      Latihan Komunikatif
Latihan ini menumbuhkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan berbahasa yang sebenarnya. Oleh karena itu, latihan ini sebaiknya diberikan apabila guru merasa bahwa siswa telah mendapatkan bahan yang cukup (berupa kosa kata, struktur, dan ungkapan komunikatif) yang sesuai dengan situasi dan konteks yang ditentukan.

C.    Macam-macam Media dalam Pembelajaran Tarkib
1.      Kubus Struktur
Kubus struktur adalah sebuah kotak yang berbentuk kubus yang ke semua sisinya ukurannya sama, kubus ini terbuat dari kertas yang kuat atau triplek, yang didalamnya memuat unsur-unsur kalimah yang telah diajarkan oleh guru.
Pada setiap sisi kubus ditulis kalimah dengan tujuan sebagai media untuk mempelajari susunan kalimah. Misalkan saja pada kubus pertama dibuat kalimah yang mempunyai kedudukan sebagai mubtada atau pada kubus kedua sebagai fi’il pada kubus ketiga sebagai maf’ul bih pada kubus ke empat sebagai hal. Kalimah itu diletakan pada kertas dan ditempelkan pada kubus. Kubus struktur ini cocok untuk mempelajari kedudukan kalimah.
2.      Papan Selip
Papan selip merupakan media yamg berupa papan yang memiliki saku. Papan ini ditempelkan pada papan tulis yang diletakan dari ujung kiri ke ujung kanan papan ini dibuat dari kartoon ukurannya 100 cm x 70 cm. papan selip sangat membantu siswa dalam mempelajari tarkib dan mengurutkan kalimah, menyempurnakan jumlah dengan mengganti gambar sebagai kalimah. Lebih bagusnya untuk pembaca, membaca dulu.
3.      Proyektor Transparansi
Transparansi yang di proyeksikan adalah visual baik berupa huruf, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan kesebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor. Kemampuan proyektor membesar gambar membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi kelompok yang besar dan pada semua jenjang.
4.      Peta
Peta baik untuk dibuat sebagai media pembelajaran tarkib nahwu. Contoh penggunaan peta penggunaan peta sebagai media pembelajaran tarkib.
Guru menunjukan peta Negara sambil berkataماهذه  kemudian menjawab هذه مصر  kemudian menunjukan kenegara yang lain.
5.      Media Kartu
Contoh: kartuفعل  dan ضمير Siswa pertama mengangkat kartu yang bertuliskan kata-kata فعل ماضى  atau فعل مضارع  sedangkan siswa kedua dengan kartu yang bertuliskan ضمير hingga kartu yang dipegang oleh siswa pertama habis dengan kartu yang dipegang oleh siswa kedua.
D.    Struktur Kalimat dan Konteks Tarkib
Ketika mengajarkan struktur atau pola kalimat baru, sebaiknya guru mengaitkannya dengan konteks dan kondisi riil kehidupan siswa. Hal ini akan sangat membantu penjelasan makna dan penggunaan struktur baru itu. Langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut:
1.      Contoh konkret. Sebaiknya guru memberikan contoh-contoh konkret dan menghindari contoh-contoh fiktif.
2.      Nama konkret. Lebih baik guru menggunakan nama-nama siswa yang ada di kelas sebagai contoh penerapan struktur bahasa yang baru diajarkan.
3.      Kalimat riil. Kalimat-kalimat yang dijadikan contoh juga harus sesuai dengan kenyataan.
4.      Kata kerja riil. Dalam memilih kata kerja yang akan dijadikan contoh penggunaan struktur yang diajarkan, guru sebaiknya memilih kata kerja-kata kerja yang bisa dilakukan oleh guru atau siswa di kelas.

E.     Prinsip-Prinsip Umum
Dalam pembelajaran struktur kalimat, sebaiknya guru memperhatikan beberapa prinsip umum, yaitu:
1.      Guru boleh saja menerangkan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan struktur yang diajarkan dengan syarat harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa.
2.      Untuk mengajar dikelas pemula sebaiknya guru menghindari penggunaan istilah-istilah nahwu seperti Fa’il, Maf’ul, Mubtada’ khabar dan sebagainya. Namun jika tingkat kemampuan siswa telah meningkat, guru bisa memperkenalkan istilah-istilah tersebut secara bertahap.
3.      Guru bisa membandingkan antara satu struktur kalimat dengan struktur kalimat lain jika siswa telah benar-benar menguasai struktur yang diajarkan.
4.      Ketika menyajikan struktur baru, guru perlu memperhatikan masalah pola dan maknanya secara proposional.
5.      Dalam mengajarkan struktur bahasa, guru bisa menggunakan dua jenis drill, yaitu dimulai dengan  drill secara lisan kemudian diikuti dengan drill secara tertulis.
6.      Dalam pengajaran struktur kalimat, guru harus mampu mengklasifikasikan jenis drill yang cocok dilakukan secara lisan dan tertulis. Beberapa jenis drill yang cocok diberikan secara lisan bisa saja tidak cocok kalau diberikan secara tertulis. Begitu juga sebaliknya.
7.      Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan guru harus mampu melakukan variasi metode mengajar.
8.      Guru harus melakukan review terhadap materi pelajaran struktur kalimat yang sudah diajarkan.
9.      Untuk mengajar kelas besar (jumlah siswanya banyak), guru bisa melakukan latihan menirukan secara klasikal atau kelompok. Untuk mengajar di kelas kecil (jumlah siswanya sedikit), guru bisa melakukan latihan menirukan secara individual.
10.  Dalam mengajarkan struktur bahasa yang baru sebaiknya guru menuliskannya di papan tulis dan dalam menyajikannya hendaknya menggunakan berbagai alat bantu baik berupa audio maupul visual.
11.  Kosakata yang mudah dan sudah dikenal siswa. Karena jika dalam mengajarkan struktur bahasa baru guru menggunkan kosakata yang baru juga, hal ini bertentangan dengan prinsip ilmu pendidikan atau tidak edukatif. Demikian juga dalam mengajarkan kosakata, guru sebaiknya menghindari penggunaan struktur bahasa yang baru dan belum diketahui oleh siswa.

F.     Strategi-Strategi Pembelajaran Tarkib
1.      Strategi Pembelajaran Tarkib pada tingkat dasar (Mubtadi’) Menggunakan pendekatan kerja antara dua orang yang biasa disebut dengan The Power of two.
a.       Siapkan kertas latihan, model yang digunakan dapat berupa bacaan yang didalamnya terdapat kata-kata yang ingin dipelajari
b.      Mintalah masing-masing siswa untuk mengerjakan kalimat tersebut
c.       Mintalah siswa untuk berkelempok dua-dua dan mendiskusikan hasil kerja masing-masing
d.      Mintalah pada masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil kerja mereka.
e.       Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
f.       Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut agar tidak terjadi kesalahan
2.      Strategi pembelajaran Tarkib pada tingkat menengah (Mutawassit) Pada tingkat menengah ini dapat menggunakan Small Group presentation.
a.       Siapkan kertas yang berisi potongan(potongan kata)
b.      Bagilah siswa pada kelompok-kelompok kecil (2-3 orang)
c.       Mintalah masing-masing kelompok untuk menuliskan kalimat yang disusun dari kata-kata tersebut
d.      Mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas
e.       Berikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
f.       Berikan klarifikasi terhadap kerja kelompok tesebut dengan memberikan tambahan penjelasan tentang struktur kalimat yang telah mereka pelajari.
3.      Strategi pembelajaran Tarkib pada tingkat lanjut (Mutaqaddim) Strategi pembelajaran tarkib pada tingkat lanjut dapat menggunakan strategi yang disebut dengan Chart Short.
a.       Siapkan kertas yang telah dituliskan dengan kalimat dengan struktur yang berbeda-beda
b.      Bagikan kartu tersebut kepada para siswa secara acak
c.       Mintalah masing-masing siswa berkelompok sesuai dengan kategori kalimat yang ada dalam kartu masing-masing
d.      Mintalah masing-masing siswa kelompok menuliskan kalimat-kalimat yang serupa tersebut dalam kertas maupun dalam bentuk file
e.       Mintalah masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya (presentasi) di depan kelas
f.       Berikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan
g.      Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil kerja kelompok tersebut






BAB III
PENUTUP
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jeis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media. Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik , tidak hanya monoton.



















DAFTAR PUSTAKA
Al-Khuli, Muhammad Ali. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, baSan Publishing, Yogyakarta.
Efendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Miskat. Malang