Assalamualaikum...

Assalamualaikum...

Minggu, 20 April 2014

AQIDAH

AQIDAH
A.    Iman kepada Allah
Selain sifat wajib, Allah swt Juga memiliki asmaul husna sebagai kesempurnaannya. Asmaul husna itu hanya Allah swt sendiri yang memilikinya. Asmaul husna adalah nama-nama atau sebutan yang bagus dan merupakan sifat kesempurnaan Allah swt mengenai asmaul husna itu di jelaskan dalam surat Al-Quran surah Al-A’raf ayat 180 sebagai berikut:
Artinya:
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Asmaul husna itu berjumlah sembilan puluh sembilan, berikut akan di jelaskan sepuluh asmaul husna yaitu:
1.      Al-Adlu
Allah swt. memiliki asmaul husna al-adlu yang artinya Maha Adil, tidak membeda-bedakan antara yang kaya da miskin, pejabat dan rakyat biasa, semua di perlakukan sama. Orang yang berbuat baik akan di ganjar surga, dan orang yaang berbuat jahat akan dibalas dengan azab di neraka. Di pegadilan Allah swt tidak ada yang di rugikan sedikitpun, karena Allah swt Adalah seadil-adilnya hakim. Sebagaimana firman Allah (Q.S At-Tiin: 8)
Artinya:
“Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”
2.      Al-Gaffar
Allah swt. memiliki asmaul husna al-Gaffar, artinya Maha Pengampun. Allah swt. akan mengampuni kepada siapa saja jika ia memohon ampun dengan tobat nasuha kepada allah swt. atas perbuatan jahat yang telah di kerjakannya. Hal itu di jelaskan dalam Al-Quran surah Shaad ayat 66 sebagai berikut.
                   Artinya:
                                    “Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
3.      Al-Hakim
Al-Hakim termasuk asmaul husna bagi Allah swt  yang berarti Maha bijaksana. Kebijaksanaan Allah swt. mencakup segala hal. Misalnya Allah swt. Melarang daging babi tentu ada hikmanya, dan jika di tinggalkan mendapat pahala. Sebagaimana firman Allah (Q.S Ali-Imran: 62)
Artinya:
“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
4.      Al-Malik
Allah swt. memiliki asmaul husna al-Malik yang berarti Maha Raja. Allah swt.sebagai raja di raja yang menguasai semua kerajaan yang ada, tidak ada yang melebihi kerajaan dan kekuasaan Allah swt. Sebagaimana firman Allah (Q.S Al-Mu’minun: 116)
Artinya:
“Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.”
5.      Al-Hasib
Asmaul husna bagi Allah swt. Yang lain adalah ala hasib artinya pembuat Perhitungan. Semua amal perbuatan manusia selama hidup di dunia ini akan dihitung di hadapan Allah swt. Kelak di hari kiamat serta diminta pertanggung jawabannya. Sebagaimana firman Allah (Q.S An-Nisa: 86)
Artinya:
“apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”
6.      Al-Basr
Al-basr termasuk asmaul husna bagi allah swt. Al-Basir artinya Maha Melihat. Segala sesuaut yang ada di alam fana ini terlihat oleh Allah swt, tidak ada sedikitpun yang terlewatkan dari penglihatan Allah swt. Hal itu di jelaskan dalam Al-Quran surat Luqman ayat 28 sebagai berikut:
Artinya:
“tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.”
7.      Al-Khabir
Al-Khabir artinya Maha Mengetahui. Allah swt Maha Mengetahui segala gerak-gerik mahluk. Karena itu kita sebaga orang yang beriman harus berhati-hati dalam beraktifitas dalam kehiduan sehari-ari, sehigga kita idak terperosok kedalam kehinaan dan kenistaan yang akhirnya kita akan rugi sendiri, karena segala aktifitas yang kita kerjakan akan diperihatkan di akkherat dan akan d balas sesuai dega apa yang kita lakukan selama hidup di dunia ini. Sebagaimana firman Allah (Q.S Luqman: 29)
Artinya:
“tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

8.      Al-Hamid
Allah swt memiliki asmaul husna al-Hamid artinya Maha Terpuji. Tidak ada yang wajib di puji-puji oleh mahluk, melainkan hanya Allah swt. Karena hanya Allah swt yang harus dipuji oleh mahluk. Sebagaimana firman Allah (Q.S Luqman: 12)
Artinya:
“dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
9.      Al-Alim
Asmaul husna yang ain yaitu al-Aim artinya Maha Mengetahui. Pengetahuan allah swt tidak terbatas apapun. Semua yang ada di alam fana maupun alam gaib semuanya di ketahi oleh allah swt. Di dalam hati kecil manusia maupun mahluk gaib diketahui oleh allah swt. Sebagaimana firman Allah (Q.S Al-Ankabut: 5)
Artinya:
“Barangsiapa yang mengharap Pertemuan dengan Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

10.  Ar-Rahman
Ar-Rahman artinya Maha Penyayang. Allah swt adalah Maha Penyayang terhadap mahluk-Nya. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahui, mereka hanya mengetahui yang sifatnya lahiriah saja dari kehidupan ini, sedang mereka tentang kehidupan akherat lalai. Sebagaimana firman Allah (Q.S Ar-Ruum: 5)
Artinya:
“karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.”
B.     Iman kepada Malaikat
Iman menurut bahasa artinya percaya dan membenarkan, sedangkan menurut istilah iman adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. ketiga aspek keimanan tersebut tidak dapat dipisahkan. Adapun pengertian malaikat menurut bahasa artinya utusan sedangkan menurut istiah adalah makhluk rohani yang gaib, diciptakan selalu taat, tunduk, patuh kepada Allah dan tidak pernah ingkar kepada-Nya. Jika pengertian beriman kepada malaikat adalah memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan makhluk dari nur yang bernama malaikat. Orang yang bertakwa yaitu yang beriman kepada yang gaib seperti disebutkan pada firman Allah surah Al-Baqarah ayat 2-3:
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Dengan mengimani keberadaan malaikat maka akan memurnikan amalan umat islam dari bentuk kesyirikan. Apabila mengingkari keberadaan malaikat beserta sifat-sifatnya maka akan kafir dan tersesat sejauh-jauhnya. Sebagaimana firman Allah surah An-Nisa ayat 136:
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
Iman kepada malaikat artinya percaya bahwa malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan dari nur (cahaya). Hukum beriman kepada malaikat adalah fardu ain.
Perintah untuk beriman kepada malaikat terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadis.
            Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 285:
Artinya:
“Semuanya beriman kepada Allah, dan malaikat-malaikat Nya.”
Dalam hadis:
الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَلئِكَتِهِ(رواه البخاري)
Artinya:
iman itu ialah engkau percaya kepada Allah SWT dan malaikat-Nya (H.R.Bukhari)
Tanda-tanda beriman kepada malaikat yang berupa mental, yaitu:
1.      Mempercayai bahwa malaikat adalah mahkluk Allah yang diciptakan dari cahaya, mereka tinggal di langit dan setiap saat turun ke bumi menjalankan tugas mereka.
2.      Meyakini malaikat adalah mahkluk gaib, tidak pernah berdosa, tidak berjenis laki-laki atau perempuan, tidak memiliki hawa nafsu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak mati kecuali pada hari kiamat, hanya bisa mengerjakan apa yang diperintahkan Allah, tidak memiliki inisiatif berbuat lain, dan diciptakan untuk tugas tertentu.
3.      Menyakini bahwa tugas para malaikat bermacam-macam ada yang berhubungan dengan alam rohani dan ada yang berhubungan dengan alam dunia.
Tanda-tanda beriman kepada malaikat yang berupa lahir, yaitu:
1.      Secara lisan, ia percaya adanya malaikat dan sifat-sifatnya sesuai Al-Qur’an dan hadist.
2.      Secara amalan, ia melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan beriman kepada malaikat.

Nama-nama Malaikat dan Tugas Mereka, yaitu:
1.      Malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul.
2.      Malaikat Izrail yang bertugas mencabut nyawa.
3.      Malaikat Israfil yang bertugas meniup sangkakala ketika hari kiamat.
4.      Malaikat Mikail yang bertugas membagi rizki.
5.      Malaikat Raqib yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia.
6.      Malaikat Atid yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia.
7.      Malaikat Munkar yang bertugas menanyai manusia di dalam kubur.
8.      Malaikat Nakir yang bertugas menanyai manusia di dalam kubur.
9.      Malaikat Malik yang bertugas menjaga pintu neraka.
10.  Malaikat Riduan yang bertugas menjaga pintu surga.

Contoh-contoh perilaku beriman kepada malaikat adalah sebagai berikut.
1.      Selalu berkata baik atau diam.
2.      Berperilaku yang mulia.
3.      Saling membantu dalam hal kebaikan untuk meningkatkan persatuan dan kerukunan yang sebagai hadist Nabi Muhammad berikut ini.
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالأْبُنْيَانِ يَشُدُّبَعْضُهَابَعْضًا
Artinya:
orang yang beriaman terhadap orang yang beriamn lainnya ,seperti sebuah bangunan yang antara bagian yang satu dan yang lainnya saling menguatkan”.(H.R.muslim)
4.      Orang beriman apabila mendapatkan nikmat, dia bersyukur atas nikmat tersebut dan apabila mendapat musibah dia akan bersabar.
5.      Merasa malu berbuat dosa karena diliat malaikat.

Adapun fungsi beriman kepada malaikat, yaitu:
1.      Mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah.
2.      Memperkuat keimanan.
3.      Menambah rasa syukur kepada Allah.
4.      Lebih senang menjalankan perintah Allah daripada larangan-Nya.
5.      Berhati-hati dalam setiap amal perbuatan.

C.    Iman kepada Rasul
Iman kepada rasul adalah meyakini bahwa Allah swt telah mengutus rasul-rasulNya. Para rasul itu manusia pilihan yang diberi wahyu untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan yang didukung dengan mukjizat yang luar biasa. Sebagaimana firman  Allah (Q.S An-Nisa: 163)
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya”.
Dalam ayat lain (Q.S Al-Ahzab: 45)
Artinya:
“Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan”.

Dengan kata lain, iman kepada rasul adalah meyakini bahwa para rasul itu diutus Allah untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Kita wajib taat mengikuti ajarannva.

Nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur ‘an ada 25 orang. Dalam Al-Anäm ada 18 rang, sedangkan di dalam Surat Sad ada 7 orang. Berikut ini  adalah nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
  1. Nabi Adam a.s.
  2. Nabi Idris a.s.
  3. Nabi Nuh a.s.
  4. Nabi Hud a.s.
  5. Nabi Saleh a.s.
  6. Nabi Ibrahim a.s.
  7. Nabi Luth a.s.
  8. Nabi Ismail a.s.
  9. Nabi Ishaq a.s.
  10. Nabi Ya’qub a.s.
  11. Nabi Yusuf a.s.
  12. Nabi Ayyub a.s.
  13. Nabi Syu’aib a.s.
  14. Nabi Musa a.s
  15. Nabi Harun a.s.
  16. Nabi Zulkifli a.s.
  17. Nabi Daud a.s.
  18. Nabi Sulaiman a.s.
  19. Nabi Ilyas a.s.
  20. Nabi Ilyasa a.s.
  21. Nabi Yunus a.s.
  22. Nabi Zakariya a.s.
  23. Nabi Yahya a.s.
  24. Nabi Isa a.s.
  25. Nabi Muhammad saw.
Sebenarnya, nabi dan rasul tidak hanya 25 orang, tetapi Iebih dari itu, sebagaimana firman Allah swt (Q.S Al-Mu’min: 78)
Artinya:
“dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu”.
Rasul merupakan utusan Allah swt. yang bertugas menyampaikan petunjuk petunjuk-Nya kepada umat manusia untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, mereka memiliki sifat wajib dan mustahil. Sifat wajib rasul adalah sifat yang pasti dimiliki para rasul, sedangkan sifat mustahil rasul adalah kebalikan dari sifat wajib. yakni sifat-sifat yang tidak ada pada diri  rasul.
1.      Sifat wajib rasul ada empat, yaitu:
a.       Sidiq berarti benar. Rasul itu benar baik perbuatan maupun perkataannya.
b.      Amanah berarti dapat dipercaya. Rasul mempunyai sifat jujur lahir batin, dapat dipercaya, dan selalu menepati janji dalam segala hal.
c.       Tablig berarti menyampaikan. Rasul menyampaikan semua perintah Allah swt., tidak ada satu ayat pun yang disembunyikannya.
d.      Fatanah berarti cerdik pandai. Rasul bersifat cerdik dan bijaksana dalam segala hal. Ia dapat menegakkan yang benar dan dapat menyalahkan yang batil.
2.      Sifat mustahil rasul ada empat, yaitu:
a.       Kazib berarti dusta, lawan dari sifat sidiq.
b.      Khianat berarti tidak dapat dipercaya, lawan dari sifat amanah.
c.       Kitman berarti menyembunyikan, lawan dari sifat tablig.
d.      Baladah berarti bodoh, lawan dari sifat fatanah.

Rasul juga memiliki sifat-sifat seperti manusia biasa, makan, minum, tidur, mati, sakit, dan menikah. Sifat-sifat itu tidak mengurangi martabat kerasulannya.

Rasul diutus oleh Allah swt. dengan mengemban tugas-tugas yang sangat mulia. Tugas-tugas rasul adalah sebagai berikut:
1.      Membimbing umatnya menuju jalan yang benar agar mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2.      Menyampaikan ajaran tauhid (mengesakan Allah), sedangkan peraturan agama (syariat) yang dibawa para utusan Allah swt berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi umatnya saat itu.
3.      Membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah swt. sehingga hidupnya tidak sengsara, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana firman Allah swt (Q.S Al-An’am: 48)
Artinya:
“dan tidaklah Kami mengutus Para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan Mengadakan perbaikan maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”.
4.      Membawa kebenaran, berita gembira, dan memberi peringatan kepada umatnya, sebagaimana firman Allah swt (Q.S Faathir: 24)
Artinya:
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”.

Tugas para rasul amat berat karena menghadapi tantangan dan rintangan yang luar biasa dalam menyampaikan risalah, tetapi mereka pantang menyerah, teguh hatinya, jujur, percaya dan tanggung jawab. Hal tersebut pantas kita teladani.
Fungsi beriman kepada rasul Allah swt. dalam kehidupan, antara lain sebagai berikut
1.      Kita dapat bertambah iman kepada Allah swt. dengan mengetahui bahwa rasul itu benar-benar manusia pilihan-Nya.
2.      Kita mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3.      Kita mempercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
4.      Kita wajib bersyukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang diberikan yang tidak terhingga banyaknya.
5.      Kita lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah swt kepada umatnya.
6.      Kita akan selamat di dunia dan akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7.      Kita memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.

D.    Iman kepada kitab Allah
Iman ialah percaya dalam hati, meyakini dan membenarkan adanya Allah, sedangkan kitab kitab Allah ialah wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.I man kepada kitab-kitab Allah ialah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati. Hal tersebut dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 213, yaitu:
Artinya:
“manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
Beriman kepada kitab Allah hukumnya adalah fardu’ain. Dan kitab kitab Allah ada 4 yakni:
1.      Kitab Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa  a.s, sebagai pedoman bagi kaum yahudi. Taurat asli berisikan Akidah dan hukum hukum syariat yang sudah tidak ada lagi. sedangkan yang beredar dikalangan yahudi saat ini adalah palsu sebab mereka telah melakukan perubahan isinya.
2.      Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s, yang berisi tentang zikir, nasehat dan hukum syariat. Sebagaimana firman Allah swt (Q.S Al-Israa: 55)
Artinya:
“dan Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”
3.      Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s, yang berisi tentang keterangan-keterangan yang benar dan nyata perintah perintah Allah agar mengesaakan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya ,dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir Nabi baru yang terakhir.
4.      Kitab Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Secara berangsur angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, yang terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6666 Ayat, yang disebut dengan Nuzulul Qur’an, wahyu pertama adalah Surah Al-Alaq 1-5 pada malam 17 ramadhan tahun 610 M di gua hira pada saat berkhalwat disana. Sedangkan ayat yang terakhir turun Surah Al-Maidah ayat 3, turun pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 H di padang arafah pada saat menunaikan Haji Wada’.
 Al-Qur’an merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi umat manusia sampai akhir zaman serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya didunia agar tercapai kebahagiaan di Akhirat.
Nama nama lain Al-Qur’an antara lain:
a.       Al-Kitab yaitu sesuatu yang ditulis dalam mushaf.
b.      Al-Furqan  yaitu pemisah.
c.       Ar-Rahman yaitu karunia segala pemberian Allah.
d.      An-Nur yaitu cahaya.
e.       Al-Huda yaitu sebagai petunjuk.
f.       Az-Zikra yaitu peringatan Allah kepada umatnya.
Sikap seseorang yang beriman kepada Allah akan tampak dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1.      Mengakui dan menghormati keberadaan kitab Allah yang diturunkan sebelum    Al-Qur’an.
2.      Meyakini dan mengakui bahwa Al-Qur’an Kitab yang Diturunkan paling akhir. Sebagaimana firman Allah (Q.S Al-Maidah: 48)
Artinya:
“dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.”
3.      Meyakini dan mengakui bahwa Al-Qur’an adalah pedoman  hidup bagi seluruh umat manusia diseluruh dunia dan sampai akhir zaman.
4.      Menjalani hidup hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana firmannya (Q.S Az-Zariyat: 56)
Artinya:
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah, yaitu:
1.      Mempertebal keimanan kepada Allah swt.
2.      Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas nabi Muhammad.
3.      Menanamkan sikap toleransi terhadap orang lain.
4.      Mendapatkan pahala dari Allah karena beriman kepada kitab kitab-Nya.
5.      Memiliki pedoman hidup sebagai tuntunan daalam menjalani kehidupan masalah di dunia maupun di akhirat.
6.      Menambah ilmu pengetahuan.

E.     Iman kepada Hari Akhir
Hari akhir atau hari kiamat adalah hari berakhirnya seluruh proses kehidupan makhluk hidup di dunia.
Beriman kepada hari akhir (hari kiamat) artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat itu pasti akan datang dan seluruh ummat manusia akan kembali dibangkitkan dari alam kubur untuk menerima pengadilan dari Allah swt sebagai hakim yang Maha Adil. Hal ini sesuai dengan Firman Allah swt. dalam surat Al-Hajj ayat 7 yang berbunyi:
Artinya:
“dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.”
Ayat-ayat al-Quran tentang keadaan ketika hari akhir (hari kiamat), yaitu:
1.      Gambaran kedahsyatan hari kiamat bisa menyebabkan wanita menyusui melalaikan anak yang disusuinya, ibu hamil pun melahirkan anaknya seketika, seperti dilukiskan dalam surat al-Hajj ayat 1-2:
Artinya:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.”
Dan dalam surat Al-Qaari’ah: 1-5:
Artinya:
“hari kiamat, Apakah hari kiamat itu? tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”
2.      Tidak Seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat selain Allah swt. Firman Allah swt dalam surat Al ‘Araf : 187.
                  Artinya:    
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.”
Allah swt menjelaskan dalam al-Qur’an berbagai peristiwa yang akan dialami oleh setiap manusia sesudah hari akhir adalah sebagai berikut:
1.      Yaumul Barzah / Alam Kubur
Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan (dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. 
Alam kubur merupakan batas antara alam dunia dan alam akhirat. setiap manusia akan mengalami alam kubur, dan alam kubur bersifat sementara, yaitu menunggu datangnya hari kiamat yang kemudian dibangkitkan/dihidupkan kembali. Firman Allah swt surat Al-Mu’minun ayat 99-100:
Artinya:
“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”
2.      Yaumul Ba’ats / Hari Kebangkitan
Yaumul Ba’ats artinya hari kebangkitan manusia dari alam kubur menuju ke padang mahsyar. Yaumul Ba’ats terjadi setelah malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua kalinya. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Zalzalah ayat 6:
                        Artinya:          
“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”
3.      Yaumul Mahsyar / Hari dikumpulkan
Yaumul Mahsyar artinya hari dikumpulkannya manusia dari umat Nabi Adam sampai umat Nabi Muhammad Saw (umat akhir zaman) di padang mahsyar dalam keadaan bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 47:
Artinya:
“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”

4.      Yaumul Hisab / Hari Perhitungan Amal
Yaumul Hisab artinya hari perhitungan amal perbuatan manusia selama hidup di dunia. Ketika dilaksanakan hisab ini yang berbicara bukanlah mulut tetapi semua anggota badan yang menjadi saksi sehingga tidak ada satu pun perbuatan yang terlepas dari perhitungan. Allah Swt berfirman surat Yaasiin ayat 65:
Artinya:     
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Tahapan perhisaban pada yaumul mahsyar sebagai berikut:
a.       Merupakan Tanya jawab (QS Al Hijr: 92-94)
b.      Membaca kitab catatan amal masing-masing (QS Al Infithar: 9-14)
c.       Mendengarkan rekaman (QS Al Jatsiyah: 29)
d.      Melihat gambar dan foto-foto (QS Al Zalzalah: 6-8).

5.      Yaumul Mizan / Hari Penimbangan Amal
Yaumul Mizan artinya hari penimbangan amal baik dan buruk manusia. Ketika itu ada “Shirath” yaitu jalur penentu setiap manusia setelah dihisab dan ditimbang amal baik dan buruknya. Pada tahap ini manusia akan ditentukan masuk neraka atau masuk surga.
Bagi orang yang beriman dan beramal shaleh kelak setelah hari kiamat akan mendapat syafa’at berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi manusia di hari kiamat.
6.      Shirath
Shirath adalah jembatan yang dipasang di atas neraka Jahannam dengan jalan yang sangat menakutkan, semua manusia akan melewatinya untuk menuju ke surga.
Di antara mereka ada yang melaluinya dengan sekejap mata, ada pula yang melaluinya secepat kilat, ada yang seperti angin, ada yang seperti burung, ada yang secepat lari kuda, ada juga yang berlari, atau berjalan, ada pula yang merangkak, dan ada yang diseret, semuanya berjalan sesuai dengan amalnya hingga seseorang yang berjalan dengan sinar yang hanya sebesar ibu jari kakinya. Di antara mereka ada yang diambil kemudian dilempar ke dalam neraka, barangsiapa yang dapat melewati shirath ini, maka ia masuk surga.
7.      Surga atau Neraka
Surga adalah tempat mulia yang Allah sediakan untuk orang-orang bertaqwa pada hari kiamat nanti. Di dalamnya ada sungai-sungai yang mengalir, kamar-kamar yang megah, dan istri-istri yang cantik. Di dalamnya terdapat apa saja yang diinginkan oleh jiwa dan disenangi oleh mata memandang, kenikmatannya tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga dan tidak pernah terdetik di hati manusia. Kenikmatannya tidak akan pernah habis dan punah. Mereka akan kekal dalam kenikmatan tersebut tanpa ada hentinya.
Neraka adalah tempat adzab atau siksaan yang Allah sediakan untuk orang-orang kafir dan yang berbuat maksiat. Di dalamnya terdapat berbagai macam siksaan dan beragam hukuman. Penjaganya malaikat yang sangat kasar dan keras. Orang-orang kafir akan kekal di dalamnya, makanan mereka Zaqqum (sebuah pohon dalam neraka, buahnya sangat pahit dan busuk baunya), dan minuman mereka hamim (air panas yang mendidih), api dunia ini hanya merupakan satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya api Jahannam, api Jahannam lebih panas enam puluh sembilan kali dari api dunia dimana setiap bagiannya sama panasnya dengan api dunia atau lebih.
Proses kejadian kiamat dibedakan menjadi dua, yaitu kiamat sughra dan kiamat kubra.
1.      Kiamat sughra (kiamat kecil) adalah peristiwa berakhirnya setiap makhluk yang bernyawa dan hancurnya sebagian alam seperti terjadinya kematian, banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain. Firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 88, yang berbunyi:
Artinya:
“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

Kiamat Sughra (kiamat kecil) yang sering terjadi dalam kehidupan manusia yaitu kematian. Setelah mati roh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat.
2.      Kiamat Kubra (kiamat Besar) adalah peristiwa hancurnya seluruh alam semesta sehingga alam ini berganti dengan alam yang lain, yaitu alam akhirat. Peristiwa yang terjadi saat kiamat kubra merupakan peristiwa yang sangat dahsyat, diawali dengan tiupan sangkakala yang pertama. Setelah itu bumi terangkat dan bergoncang hebat, gunung-gunung terlepas dari tempatnya, berterbangan dan bertabrakan seperti kapas yang ditiup angin, dan bumi pun mengeluarkan isi perutnya. Firman Allah dalam surat Al-Haqqah ayat 13-16:
Artinya:
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.”

Setelah semua hancur dan mati maka sangkakala kedua pun ditiup, saat ini Allah membangkitkan kembali semua manusia dikumpulkan di alam mahsyar untuk menjalani pemeriksaan terhadap amal perbuatannya yang dilakukan ketika di dunia. Tetapi sebelum mereka dibangkitkan dan berkumpul di alam makhsyar terlebih dahulu mereka berada di alam barzakh.
Hikmah Iman Kepada Hari Akhir, yaitu:
1.      Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia sebagai bekal kehidupan diakhirat.
2.      Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan balasan kepada hambanya  sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
3.      Dengan meyakini adanya hari akhir, maka seseorang akan memiliki sifat optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk menyongsong kehidupan yang hakiki dan abadi kelak di akhirat.
4.      Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah dalam pendirian dan khusu’ dalam beribadah.
5.      Senantiasa melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar untuk mencapai ridha  Allah swt.
6.      Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di dunia ini yang baik maupun  yang buruk harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di akhirat.

F.     Iman kepada Qadha dan Qadar
Qadha artinya ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang bersifat azali, yakni zaman sebelum Allah SWT menciptakan makhluk. Misalnya tidak seorang di antara manusia yang bisa menentukan kapan dia lahir, siapa jodohnya, bagaimana rizkinya, serta kapan meninggalnya. Semua itu yang mengetahui hanyalah Allah SWT, sedangkan Qadar adalah keputusan Allah SWT yang telah terjadi pada diri seseorang atau makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa yang dilakukan orang tersebut.
Beriman kepada qadha dan qadar sering disebut juga dengan takdir, yaitu meyakini bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu bagi seseorang atau makhluk lainnya, akan tetapi Allah SWT berkuasa untuk mengubah ketetapan-Nya tersebut, apabila yang bersangkutan berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa dengan ikhlas kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS AI Hadid ayat 22:
Artinya:
”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Macam-macam takdir Allah, yaitu:
1.      Takdir Mubram, yaitu takdir yang sudah pasti, yang tidak dapat berubah lagi. Contohnya: Lahir, ajal, jenis kelamin seseorang. Sebagaimana QS Yunus : 49
                  Artinya:    
            ”apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”
2.      Takdir Mu'allaq, yaitu takdir Allah yang mungkin masih bisa diubah. Contohnya: rizki/kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Sebagaimana QS Ar-Ra’du : 11
                  Artinya:
            ”Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
                  Misalnya:
a.       Seseorang yang bodoh, berusaha belajar dengan sungguh-sungguh sehingga menjadi pandai.
b.      Seseorang yang miskin, kemudian berusaha dengan sungguh-sungguh kemudian menjadi kaya.

Fungsi iman kepada takdir, yaitu:
1.      Mendorong untuk selalu berusaha (ikhtiar).
  1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
  2. Bersikap optimis dan selalu berusaha untuk menggapai yang terbaik.
  3. Menumbuhkan sikap sabar dan tawakkal.
  4. Terhindar dari sikap tercela, seperti duka yang berlebihan dalam menyikapi kegagalan.
  5. Meningkatkan ketenangan hidup.
  6. Menghindarkan diri dari dosa dan maksiat.