AQIDAH
A.
Iman kepada Allah
Selain sifat
wajib, Allah swt Juga memiliki asmaul husna sebagai kesempurnaannya. Asmaul
husna itu hanya Allah swt sendiri yang memilikinya. Asmaul husna adalah
nama-nama atau sebutan yang bagus dan merupakan sifat kesempurnaan Allah swt
mengenai asmaul husna itu di jelaskan dalam surat Al-Quran surah Al-A’raf ayat
180 sebagai berikut:
Artinya:
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan
mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Asmaul husna
itu berjumlah sembilan puluh sembilan, berikut akan di jelaskan sepuluh asmaul
husna yaitu:
1.
Al-Adlu
Allah swt. memiliki asmaul husna
al-adlu yang artinya Maha Adil, tidak membeda-bedakan antara yang kaya da
miskin, pejabat dan rakyat biasa, semua di perlakukan sama. Orang yang berbuat
baik akan di ganjar surga, dan orang yaang berbuat jahat akan dibalas dengan
azab di neraka. Di pegadilan Allah swt tidak ada yang di rugikan sedikitpun,
karena Allah swt Adalah seadil-adilnya hakim. Sebagaimana firman Allah (Q.S
At-Tiin: 8)
Artinya:
“Bukankah Allah
hakim yang seadil-adilnya?”
2.
Al-Gaffar
Allah swt. memiliki asmaul husna
al-Gaffar, artinya Maha Pengampun. Allah swt. akan mengampuni kepada siapa saja
jika ia memohon ampun dengan tobat nasuha kepada allah swt. atas perbuatan
jahat yang telah di kerjakannya. Hal itu di jelaskan dalam Al-Quran surah Shaad
ayat 66 sebagai berikut.
Artinya:
“Tuhan
langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.”
3.
Al-Hakim
Al-Hakim termasuk asmaul husna bagi
Allah swt yang berarti Maha bijaksana.
Kebijaksanaan Allah swt. mencakup segala hal. Misalnya Allah swt. Melarang
daging babi tentu ada hikmanya, dan jika di tinggalkan mendapat pahala.
Sebagaimana firman Allah (Q.S Ali-Imran: 62)
Artinya:
“Sesungguhnya
ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
4.
Al-Malik
Allah swt. memiliki asmaul husna
al-Malik yang berarti Maha Raja. Allah swt.sebagai raja di raja yang menguasai
semua kerajaan yang ada, tidak ada yang melebihi kerajaan dan kekuasaan Allah
swt. Sebagaimana firman Allah (Q.S Al-Mu’minun: 116)
Artinya:
“Maka Maha
Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang
mempunyai) 'Arsy yang mulia.”
5.
Al-Hasib
Asmaul husna bagi Allah swt. Yang
lain adalah ala hasib artinya pembuat Perhitungan. Semua amal perbuatan manusia
selama hidup di dunia ini akan dihitung di hadapan Allah swt. Kelak di hari
kiamat serta diminta pertanggung jawabannya. Sebagaimana firman Allah (Q.S
An-Nisa: 86)
Artinya:
“apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan
segala sesuatu.”
6.
Al-Basr
Al-basr termasuk asmaul husna bagi
allah swt. Al-Basir artinya Maha Melihat. Segala sesuaut yang ada di alam fana
ini terlihat oleh Allah swt, tidak ada sedikitpun yang terlewatkan dari
penglihatan Allah swt. Hal itu di jelaskan dalam Al-Quran surat Luqman ayat 28 sebagai berikut:
Artinya:
“tidaklah Allah
menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah
seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat.”
7.
Al-Khabir
Al-Khabir artinya Maha Mengetahui.
Allah swt Maha Mengetahui segala gerak-gerik mahluk. Karena itu kita sebaga
orang yang beriman harus berhati-hati dalam beraktifitas dalam kehiduan
sehari-ari, sehigga kita idak terperosok kedalam kehinaan dan kenistaan yang
akhirnya kita akan rugi sendiri, karena segala aktifitas yang kita kerjakan
akan diperihatkan di akkherat dan akan d balas sesuai dega apa yang kita
lakukan selama hidup di dunia ini. Sebagaimana firman Allah (Q.S Luqman: 29)
Artinya:
“tidakkah kamu
memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan
masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
8.
Al-Hamid
Allah swt memiliki asmaul husna
al-Hamid artinya Maha Terpuji. Tidak ada yang wajib di puji-puji oleh mahluk,
melainkan hanya Allah swt. Karena hanya Allah swt yang harus dipuji oleh mahluk.
Sebagaimana firman Allah (Q.S Luqman: 12)
Artinya:
“dan
Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
9.
Al-Alim
Asmaul husna yang ain yaitu al-Aim
artinya Maha Mengetahui. Pengetahuan allah swt tidak terbatas apapun. Semua
yang ada di alam fana maupun alam gaib semuanya di ketahi oleh allah swt. Di
dalam hati kecil manusia maupun mahluk gaib diketahui oleh allah swt. Sebagaimana
firman Allah (Q.S Al-Ankabut: 5)
Artinya:
“Barangsiapa
yang mengharap Pertemuan dengan Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”
10.
Ar-Rahman
Ar-Rahman artinya Maha Penyayang.
Allah swt adalah Maha Penyayang terhadap mahluk-Nya. Namun kebanyakan manusia
tidak mengetahui, mereka hanya mengetahui yang sifatnya lahiriah saja dari
kehidupan ini, sedang mereka tentang kehidupan akherat lalai. Sebagaimana
firman Allah (Q.S Ar-Ruum: 5)
Artinya:
“karena
pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha
Perkasa lagi Penyayang.”
B.
Iman kepada Malaikat
Iman menurut
bahasa artinya percaya dan membenarkan, sedangkan menurut istilah iman adalah
membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan
perbuatan. ketiga aspek keimanan tersebut tidak dapat dipisahkan. Adapun
pengertian malaikat menurut bahasa artinya utusan sedangkan menurut istiah
adalah makhluk rohani yang gaib, diciptakan selalu taat, tunduk, patuh kepada
Allah dan tidak pernah ingkar kepada-Nya. Jika pengertian beriman kepada
malaikat adalah memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan
makhluk dari nur yang bernama malaikat. Orang yang bertakwa yaitu yang beriman
kepada yang gaib seperti disebutkan pada firman Allah surah Al-Baqarah ayat
2-3:
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan
kepada mereka.”
Dengan mengimani keberadaan malaikat maka akan memurnikan amalan umat
islam dari bentuk kesyirikan. Apabila mengingkari keberadaan malaikat beserta
sifat-sifatnya maka akan kafir dan tersesat sejauh-jauhnya. Sebagaimana firman
Allah surah An-Nisa ayat 136:
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
Iman kepada malaikat artinya percaya bahwa malaikat adalah makhluk gaib
yang diciptakan dari nur
(cahaya). Hukum beriman kepada
malaikat adalah fardu ain.
Perintah untuk beriman kepada malaikat terdapat di dalam Al-Qur’an dan
Hadis.
Allah
berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 285:
Artinya:
“Semuanya
beriman kepada Allah, dan malaikat-malaikat Nya.”
Dalam hadis:
الإِيْمَانُ
أَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَلئِكَتِهِ(رواه البخاري)
Artinya:
iman itu ialah engkau percaya kepada Allah
SWT dan malaikat-Nya (H.R.Bukhari)
Tanda-tanda beriman kepada malaikat
yang berupa mental, yaitu:
1.
Mempercayai
bahwa malaikat adalah mahkluk Allah yang diciptakan dari cahaya, mereka tinggal
di langit dan setiap saat turun ke bumi menjalankan tugas mereka.
2.
Meyakini
malaikat adalah mahkluk gaib, tidak pernah berdosa, tidak berjenis laki-laki
atau perempuan, tidak memiliki hawa nafsu, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, tidak mati kecuali pada hari kiamat, hanya bisa mengerjakan apa
yang diperintahkan Allah, tidak memiliki inisiatif berbuat lain, dan diciptakan
untuk tugas tertentu.
3.
Menyakini
bahwa tugas para malaikat bermacam-macam ada yang berhubungan dengan alam
rohani dan ada yang berhubungan dengan alam dunia.
Tanda-tanda
beriman kepada malaikat yang berupa lahir, yaitu:
1.
Secara
lisan, ia percaya adanya malaikat dan sifat-sifatnya sesuai Al-Qur’an dan
hadist.
2.
Secara
amalan, ia melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan beriman kepada
malaikat.
Nama-nama Malaikat dan Tugas Mereka,
yaitu:
1.
Malaikat
Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul.
2.
Malaikat
Izrail yang bertugas mencabut nyawa.
3.
Malaikat
Israfil yang bertugas meniup sangkakala ketika hari kiamat.
4.
Malaikat
Mikail yang bertugas membagi rizki.
5.
Malaikat
Raqib yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia.
6.
Malaikat
Atid yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia.
7.
Malaikat
Munkar yang bertugas menanyai manusia di dalam kubur.
8.
Malaikat
Nakir yang bertugas menanyai manusia di dalam kubur.
9.
Malaikat
Malik yang bertugas menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Riduan yang bertugas menjaga pintu surga.
Contoh-contoh perilaku beriman
kepada malaikat adalah sebagai berikut.
1.
Selalu
berkata baik atau diam.
2.
Berperilaku
yang mulia.
3.
Saling
membantu dalam hal kebaikan untuk meningkatkan persatuan dan kerukunan yang
sebagai hadist Nabi Muhammad berikut ini.
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالأْبُنْيَانِ يَشُدُّبَعْضُهَابَعْضًا
Artinya:
”orang
yang beriaman terhadap orang yang beriamn lainnya ,seperti sebuah bangunan yang
antara bagian yang satu dan yang lainnya saling menguatkan”.(H.R.muslim)
4.
Orang
beriman apabila mendapatkan nikmat, dia bersyukur atas nikmat tersebut dan
apabila mendapat musibah dia akan bersabar.
5.
Merasa
malu berbuat dosa karena diliat malaikat.
Adapun fungsi beriman kepada malaikat, yaitu:
1.
Mengenal
kebesaran dan kekuasaan Allah.
2.
Memperkuat
keimanan.
3.
Menambah
rasa syukur kepada Allah.
4.
Lebih
senang menjalankan perintah Allah daripada larangan-Nya.
5.
Berhati-hati
dalam setiap amal perbuatan.
C.
Iman kepada
Rasul
Iman
kepada rasul adalah meyakini bahwa Allah swt telah mengutus rasul-rasulNya.
Para rasul itu manusia pilihan yang diberi wahyu untuk memberi kabar gembira dan
memberi peringatan yang didukung dengan mukjizat yang luar biasa. Sebagaimana
firman Allah (Q.S An-Nisa: 163)
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami
telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya”.
Dalam
ayat lain (Q.S Al-Ahzab: 45)
Artinya:
“Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan
pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan”.
Dengan
kata lain, iman kepada rasul adalah meyakini bahwa para rasul itu diutus Allah
untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Kita wajib taat mengikuti
ajarannva.
Nama-nama
nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur ‘an ada 25 orang. Dalam Al-Anäm ada
18 rang, sedangkan di dalam Surat Sad ada 7 orang. Berikut ini adalah
nama-nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
- Nabi Adam a.s.
- Nabi Idris a.s.
- Nabi Nuh a.s.
- Nabi Hud a.s.
- Nabi Saleh a.s.
- Nabi Ibrahim a.s.
- Nabi Luth a.s.
- Nabi Ismail a.s.
- Nabi Ishaq a.s.
- Nabi Ya’qub a.s.
- Nabi Yusuf a.s.
- Nabi Ayyub a.s.
- Nabi Syu’aib a.s.
- Nabi Musa a.s
- Nabi Harun a.s.
- Nabi Zulkifli a.s.
- Nabi Daud a.s.
- Nabi Sulaiman a.s.
- Nabi Ilyas a.s.
- Nabi Ilyasa a.s.
- Nabi Yunus a.s.
- Nabi Zakariya a.s.
- Nabi Yahya a.s.
- Nabi Isa a.s.
- Nabi Muhammad saw.
Sebenarnya,
nabi dan rasul tidak hanya 25 orang, tetapi Iebih dari itu, sebagaimana firman
Allah swt (Q.S Al-Mu’min: 78)
Artinya:
“dan Sesungguhnya
telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang
Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami
ceritakan kepadamu”.
Rasul
merupakan utusan Allah swt. yang bertugas menyampaikan petunjuk petunjuk-Nya
kepada umat manusia untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
mereka memiliki sifat wajib dan mustahil. Sifat wajib rasul adalah sifat yang
pasti dimiliki para rasul, sedangkan sifat mustahil rasul adalah kebalikan dari
sifat wajib. yakni sifat-sifat yang tidak ada pada diri rasul.
1.
Sifat wajib rasul ada empat, yaitu:
a.
Sidiq berarti benar. Rasul itu benar baik
perbuatan maupun perkataannya.
b.
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasul mempunyai
sifat jujur lahir batin, dapat dipercaya, dan selalu menepati janji dalam
segala hal.
c.
Tablig berarti menyampaikan. Rasul menyampaikan
semua perintah Allah swt., tidak ada satu ayat pun yang disembunyikannya.
d.
Fatanah berarti cerdik pandai. Rasul bersifat
cerdik dan bijaksana dalam segala hal. Ia dapat menegakkan yang benar dan dapat
menyalahkan yang batil.
2.
Sifat mustahil rasul ada empat, yaitu:
a.
Kazib berarti dusta, lawan dari sifat sidiq.
b.
Khianat berarti tidak dapat dipercaya, lawan
dari sifat amanah.
c.
Kitman berarti menyembunyikan, lawan dari sifat
tablig.
d.
Baladah berarti bodoh, lawan dari sifat
fatanah.
Rasul
juga memiliki sifat-sifat seperti manusia biasa, makan, minum, tidur, mati,
sakit, dan menikah. Sifat-sifat itu tidak mengurangi martabat kerasulannya.
Rasul
diutus oleh Allah swt. dengan mengemban tugas-tugas yang sangat mulia.
Tugas-tugas rasul adalah sebagai berikut:
1.
Membimbing umatnya menuju jalan yang benar agar
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2.
Menyampaikan ajaran tauhid (mengesakan Allah),
sedangkan peraturan agama (syariat) yang dibawa para utusan Allah swt
berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi umatnya saat itu.
3.
Membawa kabar gembira dan memberi peringatan
kepada umatnya agar mereka menjadi umat yang beriman kepada Allah swt. sehingga
hidupnya tidak sengsara, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana firman
Allah swt (Q.S Al-An’am: 48)
Artinya:
“dan tidaklah Kami mengutus Para Rasul itu melainkan untuk
memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan
Mengadakan perbaikan maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula
mereka bersedih hati”.
4.
Membawa kebenaran, berita gembira, dan memberi
peringatan kepada umatnya, sebagaimana firman Allah swt (Q.S Faathir: 24)
Artinya:
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu
umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”.
Tugas
para rasul amat berat karena menghadapi tantangan dan rintangan yang luar biasa
dalam menyampaikan risalah, tetapi mereka pantang menyerah, teguh hatinya,
jujur, percaya dan tanggung jawab. Hal tersebut pantas kita teladani.
Fungsi
beriman kepada rasul Allah swt. dalam kehidupan, antara lain sebagai berikut
1.
Kita dapat bertambah iman kepada Allah swt. dengan
mengetahui bahwa rasul itu benar-benar manusia pilihan-Nya.
2.
Kita mau mengamalkan apa yang disampaikan para
rasul.
3.
Kita mempercayai tugas-tugas yang dibawanya
untuk disampaikan kepada umatnya.
4.
Kita wajib bersyukur kepada Allah swt atas
segala nikmat yang diberikan yang tidak terhingga banyaknya.
5.
Kita lebih mencintai, menghormati, dan
mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah swt kepada
umatnya.
6.
Kita akan selamat di dunia dan akhirat dengan
bimbingan yang diberikan rasul.
7.
Kita memperoleh teladan yang baik untuk
menjalani hidup.
D.
Iman kepada kitab Allah
Iman ialah percaya dalam hati, meyakini dan membenarkan adanya
Allah, sedangkan kitab kitab Allah ialah wahyu Allah yang disampaikan kepada
rasul untuk diajarkan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.I
man kepada kitab-kitab Allah ialah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh
hati. Hal tersebut dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 213, yaitu:
Artinya:
“manusia
itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus
Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka
kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan
orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri.
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang
hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
Beriman kepada kitab Allah hukumnya adalah fardu’ain. Dan kitab
kitab Allah ada 4 yakni:
1.
Kitab
Taurat
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s, sebagai pedoman bagi kaum yahudi. Taurat
asli berisikan Akidah dan hukum hukum syariat yang sudah tidak ada lagi. sedangkan
yang beredar dikalangan yahudi saat ini adalah palsu sebab mereka telah
melakukan perubahan isinya.
2.
Kitab
Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s, yang berisi tentang
zikir, nasehat dan hukum syariat. Sebagaimana firman Allah swt (Q.S Al-Israa:
55)
Artinya:
“dan
Sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang
lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”
3.
Kitab
Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s, yang berisi tentang
keterangan-keterangan yang benar dan nyata perintah perintah Allah agar
mengesaakan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya ,dengan suatu apapun, juga
menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir Nabi baru yang terakhir.
4.
Kitab
Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Secara berangsur
angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, yang terdiri dari 30 juz, 144 surah,
6666 Ayat, yang disebut dengan Nuzulul Qur’an, wahyu pertama adalah Surah
Al-Alaq 1-5 pada malam 17 ramadhan tahun 610 M di gua hira pada saat berkhalwat
disana. Sedangkan ayat yang terakhir turun Surah Al-Maidah ayat 3, turun pada
tanggal 9 zulhijjah tahun 10 H di padang arafah pada saat menunaikan Haji Wada’.
Al-Qur’an merupakan kitab
suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi umat manusia sampai
akhir zaman serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
kehidupannya didunia agar tercapai kebahagiaan di Akhirat.
Nama nama lain Al-Qur’an antara lain:
a.
Al-Kitab
yaitu sesuatu yang ditulis dalam mushaf.
b.
Al-Furqan yaitu pemisah.
c.
Ar-Rahman
yaitu karunia segala pemberian Allah.
d.
An-Nur
yaitu cahaya.
e.
Al-Huda
yaitu sebagai petunjuk.
f.
Az-Zikra
yaitu peringatan Allah kepada umatnya.
Sikap seseorang yang beriman kepada Allah akan tampak dalam
kehidupan sehari-hari antara lain:
1.
Mengakui
dan menghormati keberadaan kitab Allah yang diturunkan sebelum Al-Qur’an.
2.
Meyakini
dan mengakui bahwa Al-Qur’an Kitab yang Diturunkan paling akhir. Sebagaimana
firman Allah (Q.S Al-Maidah: 48)
Artinya:
“dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.”
3.
Meyakini
dan mengakui bahwa Al-Qur’an adalah pedoman
hidup bagi seluruh umat manusia diseluruh dunia dan sampai akhir zaman.
4.
Menjalani
hidup hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana firmannya (Q.S
Az-Zariyat: 56)
Artinya:
“dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”
Hikmah
beriman kepada kitab-kitab Allah, yaitu:
1.
Mempertebal
keimanan kepada Allah swt.
2.
Memperkuat
keyakinan seseorang kepada tugas nabi Muhammad.
3.
Menanamkan
sikap toleransi terhadap orang lain.
4.
Mendapatkan
pahala dari Allah karena beriman kepada kitab kitab-Nya.
5.
Memiliki
pedoman hidup sebagai tuntunan daalam menjalani kehidupan masalah di dunia
maupun di akhirat.
6.
Menambah
ilmu pengetahuan.
E.
Iman kepada Hari Akhir
Hari akhir atau
hari kiamat adalah hari berakhirnya seluruh proses kehidupan makhluk hidup di
dunia.
Beriman kepada hari akhir (hari kiamat) artinya mempercayai dengan
sepenuh hati bahwa hari kiamat itu pasti akan datang dan seluruh ummat manusia
akan kembali dibangkitkan dari alam kubur untuk menerima pengadilan dari Allah
swt sebagai hakim yang Maha Adil. Hal ini sesuai dengan Firman Allah swt. dalam
surat Al-Hajj ayat 7 yang berbunyi:
Artinya:
“dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.”
Ayat-ayat al-Quran tentang keadaan ketika
hari akhir (hari kiamat), yaitu:
1.
Gambaran
kedahsyatan hari kiamat bisa menyebabkan wanita menyusui melalaikan anak yang
disusuinya, ibu hamil pun melahirkan anaknya seketika, seperti dilukiskan dalam
surat al-Hajj ayat 1-2:
Artinya:
“Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). ingatlah) pada hari (ketika)
kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari
anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu
Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan
tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.”
Dan dalam surat Al-Qaari’ah: 1-5:
Artinya:
“hari
kiamat, Apakah hari kiamat itu? tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? pada hari
itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung adalah
seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”
2.
Tidak
Seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat selain Allah swt. Firman
Allah swt dalam surat Al ‘Araf : 187.
Artinya:
“Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu
Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu
tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya
kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.”
Allah swt menjelaskan dalam al-Qur’an berbagai
peristiwa yang akan dialami oleh setiap manusia sesudah hari akhir adalah
sebagai berikut:
1.
Yaumul Barzah / Alam Kubur
Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di antara saat kematian
manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan (dihidupkannya kembali) manusia
di Hari Pembalasan.
Alam kubur merupakan batas antara alam dunia dan alam akhirat. setiap
manusia akan mengalami alam kubur, dan alam kubur bersifat sementara, yaitu
menunggu datangnya hari kiamat yang kemudian dibangkitkan/dihidupkan kembali. Firman
Allah swt surat Al-Mu’minun ayat 99-100:
Artinya:
“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang
diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan.”
2.
Yaumul Ba’ats / Hari Kebangkitan
Yaumul Ba’ats artinya hari kebangkitan manusia dari alam kubur
menuju ke padang mahsyar. Yaumul Ba’ats terjadi setelah malaikat Israfil meniup
sangkakala yang kedua kalinya. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Zalzalah ayat
6:
Artinya:
“Pada
hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”
3.
Yaumul Mahsyar / Hari dikumpulkan
Yaumul Mahsyar artinya hari dikumpulkannya manusia dari umat Nabi
Adam sampai umat Nabi Muhammad Saw (umat akhir zaman) di padang mahsyar dalam
keadaan bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. Allah Swt
berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 47:
Artinya:
“Dan
(ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu
akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak
Kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”
4.
Yaumul Hisab / Hari Perhitungan Amal
Yaumul Hisab artinya hari perhitungan amal perbuatan manusia selama
hidup di dunia. Ketika dilaksanakan hisab ini yang berbicara bukanlah mulut
tetapi semua anggota badan yang menjadi saksi sehingga tidak ada satu pun
perbuatan yang terlepas dari perhitungan. Allah Swt berfirman surat Yaasiin
ayat 65:
Artinya:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami
tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka usahakan.”
Tahapan
perhisaban pada yaumul mahsyar sebagai berikut:
a.
Merupakan
Tanya jawab (QS Al Hijr: 92-94)
b.
Membaca
kitab catatan amal masing-masing (QS Al Infithar: 9-14)
c.
Mendengarkan
rekaman (QS Al Jatsiyah: 29)
d.
Melihat gambar
dan foto-foto (QS Al Zalzalah: 6-8).
5.
Yaumul Mizan / Hari Penimbangan Amal
Yaumul Mizan artinya hari penimbangan amal baik dan buruk manusia.
Ketika itu ada “Shirath” yaitu jalur penentu setiap manusia setelah dihisab dan
ditimbang amal baik dan buruknya. Pada tahap ini manusia akan ditentukan masuk
neraka atau masuk surga.
Bagi orang yang beriman dan beramal shaleh kelak setelah hari
kiamat akan mendapat syafa’at berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai
kesulitan yang dihadapi manusia di hari kiamat.
6. Shirath
Shirath adalah jembatan yang dipasang di
atas neraka Jahannam dengan jalan yang sangat menakutkan, semua manusia akan
melewatinya untuk menuju ke surga.
Di antara mereka ada yang melaluinya
dengan sekejap mata, ada pula yang melaluinya secepat kilat, ada yang seperti
angin, ada yang seperti burung, ada yang secepat lari kuda, ada juga yang
berlari, atau berjalan, ada pula yang merangkak, dan ada yang diseret, semuanya
berjalan sesuai dengan amalnya hingga seseorang yang berjalan dengan sinar yang
hanya sebesar ibu jari kakinya. Di antara mereka ada yang diambil kemudian
dilempar ke dalam neraka, barangsiapa yang dapat melewati shirath ini, maka ia
masuk surga.
7. Surga atau Neraka
Surga adalah tempat mulia yang Allah sediakan untuk
orang-orang bertaqwa pada hari kiamat nanti. Di dalamnya ada sungai-sungai yang
mengalir, kamar-kamar yang megah, dan istri-istri yang cantik. Di dalamnya
terdapat apa saja yang diinginkan oleh jiwa dan disenangi oleh mata memandang,
kenikmatannya tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga dan
tidak pernah terdetik di hati manusia. Kenikmatannya tidak akan pernah habis
dan punah. Mereka akan kekal dalam kenikmatan tersebut tanpa ada hentinya.
Neraka adalah tempat adzab atau siksaan yang Allah
sediakan untuk orang-orang kafir dan yang berbuat maksiat. Di dalamnya terdapat
berbagai macam siksaan dan beragam hukuman. Penjaganya malaikat yang sangat
kasar dan keras. Orang-orang kafir akan kekal di dalamnya, makanan mereka
Zaqqum (sebuah pohon dalam neraka, buahnya sangat pahit dan busuk baunya), dan
minuman mereka hamim (air panas yang mendidih), api dunia ini hanya merupakan
satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya api Jahannam, api Jahannam
lebih panas enam puluh sembilan kali dari api dunia dimana setiap bagiannya
sama panasnya dengan api dunia atau lebih.
Proses
kejadian kiamat dibedakan menjadi dua, yaitu kiamat sughra dan kiamat kubra.
1.
Kiamat sughra (kiamat kecil) adalah peristiwa berakhirnya setiap
makhluk yang bernyawa dan hancurnya sebagian alam seperti terjadinya kematian,
banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain. Firman Allah dalam surat Al-Qashash
ayat 88, yang berbunyi:
Artinya:
“Janganlah kamu
sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.”
Kiamat
Sughra (kiamat kecil) yang sering terjadi dalam kehidupan manusia yaitu
kematian. Setelah mati roh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur
yang merupakan alam antara dunia dan akhirat.
2.
Kiamat Kubra (kiamat Besar) adalah peristiwa hancurnya seluruh alam
semesta sehingga alam ini berganti dengan alam yang lain, yaitu alam akhirat. Peristiwa
yang terjadi saat kiamat kubra merupakan peristiwa yang sangat dahsyat, diawali
dengan tiupan sangkakala yang pertama. Setelah itu bumi terangkat dan
bergoncang hebat, gunung-gunung terlepas dari tempatnya, berterbangan dan
bertabrakan seperti kapas yang ditiup angin, dan bumi pun mengeluarkan isi
perutnya. Firman Allah dalam surat Al-Haqqah ayat 13-16:
Artinya:
“Maka
apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung,
lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari
kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.”
Setelah semua hancur dan mati maka sangkakala kedua pun ditiup,
saat ini Allah membangkitkan kembali semua manusia dikumpulkan di alam mahsyar
untuk menjalani pemeriksaan terhadap amal perbuatannya yang dilakukan ketika di
dunia. Tetapi sebelum mereka dibangkitkan dan berkumpul di alam makhsyar
terlebih dahulu mereka berada di alam barzakh.
Hikmah
Iman Kepada Hari Akhir, yaitu:
1.
Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia
sebagai bekal kehidupan diakhirat.
2.
Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan
balasan kepada hambanya sesuai dengan
amal perbuatannya masing-masing.
3.
Dengan meyakini adanya hari akhir, maka
seseorang akan memiliki sifat optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini
untuk menyongsong kehidupan yang hakiki dan abadi kelak di akhirat.
4.
Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah
dalam pendirian dan khusu’ dalam beribadah.
5.
Senantiasa melaksanakan amar ma’ruf dan nahi
munkar untuk mencapai ridha Allah swt.
6.
Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di
dunia ini yang baik maupun yang buruk
harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di akhirat.
F. Iman kepada Qadha dan Qadar
Qadha artinya
ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang bersifat azali, yakni zaman sebelum
Allah SWT menciptakan makhluk. Misalnya tidak seorang di antara manusia yang
bisa menentukan kapan dia lahir, siapa jodohnya, bagaimana rizkinya, serta
kapan meninggalnya. Semua itu yang mengetahui hanyalah Allah SWT, sedangkan
Qadar adalah keputusan Allah SWT yang telah terjadi pada diri seseorang atau
makhluk-Nya yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa yang dilakukan
orang tersebut.
Beriman kepada qadha dan qadar sering disebut juga
dengan takdir, yaitu meyakini bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu
bagi seseorang atau makhluk lainnya, akan tetapi Allah SWT berkuasa untuk
mengubah ketetapan-Nya tersebut, apabila yang bersangkutan berusaha dengan
sungguh-sungguh dan berdoa dengan ikhlas kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam QS AI Hadid ayat 22:
Artinya:
”Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Macam-macam takdir Allah, yaitu:
1.
Takdir Mubram, yaitu
takdir yang sudah pasti, yang tidak dapat berubah lagi. Contohnya: Lahir, ajal,
jenis kelamin seseorang. Sebagaimana QS Yunus : 49
Artinya:
”apabila
telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat
pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”
2.
Takdir Mu'allaq, yaitu
takdir Allah yang mungkin masih bisa diubah. Contohnya: rizki/kekayaan,
kepandaian, dan kesehatan. Sebagaimana QS Ar-Ra’du : 11
Artinya:
”Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.”
Misalnya:
a.
Seseorang
yang bodoh, berusaha belajar dengan sungguh-sungguh sehingga menjadi pandai.
b.
Seseorang
yang miskin, kemudian berusaha dengan sungguh-sungguh kemudian menjadi kaya.
Fungsi iman kepada takdir, yaitu:
1.
Mendorong untuk selalu
berusaha (ikhtiar).
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
- Bersikap optimis dan selalu berusaha untuk menggapai yang terbaik.
- Menumbuhkan sikap sabar dan tawakkal.
- Terhindar dari sikap tercela, seperti duka yang berlebihan dalam menyikapi kegagalan.
- Meningkatkan ketenangan hidup.
- Menghindarkan diri dari dosa dan maksiat.