BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah
yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa
kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari
kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan konseling merupakan salah satu
jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk
di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan diatas
menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti
dengan layanan saja.
Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa
yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih
baik. Tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan
terhadap diri sendiri. Yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka, merealisasikan keinginannya,
serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan
Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada
siswa, diantaranya:
1.
Layanan orientasi.
2.
Layanan informasi.
3.
Layanan penempatan dan penyaluran.
4.
Layanan penguasaan konten.
5.
Layanan konseling perorangan.
6.
Layanan bimbingan kelompok.
7.
Layanan konseling kelompok.
8.
Layanan konsultasi.
9.
Layanan mediasi.
Namun
dalam makalah ini kami akan membicarakan tentang layanan orientasi dan layanan
informasi saja.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi
pembahasan dalam karya ilmiah ini adalah:
1. Apa saja tujuan-tujuan layanan orientasi dalam melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling?
2. Apa saja tujuan-tujuan layanan informasi dalam melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja tujuan-tujuan layanan orientasi dalam
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan-tujuan layanan informasi dalam
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah yang sangat sederhana ini, kami mengambil dari
berbagai literatur-literatur yang ada di
perpustakaan. Dan kami juga mengambil sedikit banyaknya dari berbagai
situs-situs internet yang berkaitan dengan pembahasan kami.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Layanan Orientasi
1.
Makna
layanan orientasi
Orientasi
berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan
arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di
sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan
tentang sesuatu yang baru.
Situasi
atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang “asing”. Dalam
kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi.
Dengan perkataan lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang sesuai dengan
tuntutan lingkungan. Ketidakmampuan bersosialisasi juga bisa menimbulkan
perilaku mal adaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi
berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun
objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki
suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan
situasi atau objek yang baru tersebut.[1]
2.
Tujuan layanan orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk
membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi
yang baru. Dengan perkataan lain agar individu dapat memperoleh manfaat
sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan
baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki
suasana atau lingkungan baru.
3.
Teknik layanan orientasi
Proses layanan orientasi mulai dari
perencanaan hingga akhir bisa dilaksanakan melalui berbagai teknik, yaitu:
a. Format lapangan. Format ini ditempuh
apabila peserta layanan (siswa) melakukan kegiatan ke luar kelas atau ruangan
dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan.
b. Format klasikal. Dengan format ini,
kegiatan layanan orientasi dilaksanakan di dalam kelas atau ruangan.
c. Format kelompok. Secara umum polanya
sama dengan format klasikal, yaitu dilakukan secara berkelompok dan terdiri
atas sejumlah peserta yang terbatas, misalnya lima sampai delapan orang.
d. Format individual. Format ini
merupakan format khusus dilakukan terhadap individu-individu tertentu.
e. Format politik. Dengan format ini
konselor berupaya menghubungkan dan mengaktifkan pihak-pihak di luar peserta
layanan untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan
layanan dan menguntungkan peserta layanan.[2]
4.
Kegiatan layanan orientasi
Kegiatan pendukung layanan orientasi
dapat berupa:
a. Aplikasi instrumentasi dan himpunan
data. Pengungkapan masalah individu melalui instrumen tertentu.
b. Konferensi kasus. Konferensi kasus
harus dapat diarahkan untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang perlu
dijadikan focus atau isi layanan.
c. Kunjungan rumah.
d. Alih tangan kasus.
5.
Pelaksanaan layanan orientasi
Proses atau tahap layanan orientasi
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan.
b. Pelaksanaan.
c. Evaluasi.
d. Analisis hasil evaluasi.
e. Tindak lanjut.
f. Laporan.
B. Layanan
Informasi
1.
Makna
layanan orientasi
Layanan
informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu
akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna
usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang
lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.
Dalam
menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai
informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari, sekarang, maupun untuk
perencanaan kehidupannya ke depan. Individu bisa mengalami masalah dalam
kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi kebutuhannya di masa depan,
akibat tidak menguasai dan tidak mampu mengakses informasi. Melalui layanan
bimbingan dan konseling individu dibantu memperoleh atau mengakses informasi.[3]
2.
Tujuan layanan informasi
Layanan informasi bertujuan agar
individu (siswa) mengetahui dan menguasai informasi yang selanjutnya
dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.
Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi
bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk
beluknya.[4]
3.
Teknik layanan informasi
Layanan informasi dapat
diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh konselor kepada seluruh siswa
di sekolah dan madrasah. Berbagai teknik dan media yang bervariasi serta
fleksibel dapat digunakan melalui format klasikal dan kelompok. Format mana
yang akan digunakan tentu tergantung jenis informasi dan karakteristik peserta
layanan. Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah:
a. Ceramah, Tanya jawab dan diskusi.
b. Melalui media.
c. Acara khusus. Layanan informasi
melalui cara ini dilakukan berkenaan dengan acara khusus di sekolah atau
madrasah.
d. Nara sumber.
4.
Kegiatan pendukung layanan informasi
a. Aplikasi instrumen dan himpunan
data.
b. Konferensi kasus.
c. Kunjungan rumah.
d. Alih tangan kasus.
5.
Pelaksanaan layanan informasi
Proses atau tahap layanan informasi
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan yang mencakup kegiatan.
b. Pelaksanaan yang mencakup kegiatan.
c. Evaluasi yang mencakup kegiatan.
d. Analisis hasil evaluasi yang
mencakup kegiatan.
e. Tindak lanjut yang mencakup
kegiatan.
f. Pelaporan yang mencakup kegiatan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Layanan
orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan perkataan lain agar individu
dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada
suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan
individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.
Layanan
informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui dan menguasai informasi
yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan
informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala
seluk beluknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Fenti
hikmawati, Bimbingan Konseling, Jakarta, Rajawali Pers. 2010.
Syamsu yusuf dan Juntika nurihsan, Landasan
Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2010.
Tohirin, Bimbingan
dan Konseling, Jakarta: Rajawali Pers. 2013.