Assalamualaikum...

Assalamualaikum...

Selasa, 16 Desember 2014

Layanan Orientasi dan Layanan Informasi



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan diatas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan saja.
Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri. Yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka, merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1.      Layanan orientasi.
2.      Layanan informasi.
3.      Layanan penempatan dan penyaluran.
4.      Layanan penguasaan konten.
5.      Layanan konseling perorangan.
6.       Layanan bimbingan kelompok.
7.       Layanan konseling kelompok.
8.      Layanan konsultasi.
9.      Layanan mediasi.
Namun dalam makalah ini kami akan membicarakan tentang layanan orientasi dan layanan informasi saja.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi pembahasan dalam karya ilmiah ini adalah:
1.      Apa saja tujuan-tujuan layanan orientasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling?
2.      Apa saja tujuan-tujuan layanan informasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling?




C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa saja tujuan-tujuan layanan orientasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.
2.      Untuk mengetahui apa saja tujuan-tujuan layanan informasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.


D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah yang sangat sederhana ini, kami mengambil dari berbagai literatur-literatur  yang ada di perpustakaan. Dan kami juga mengambil sedikit banyaknya dari berbagai situs-situs internet yang berkaitan dengan pembahasan kami.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Layanan Orientasi
1.      Makna layanan orientasi
Orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang “asing”. Dalam kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dengan perkataan lain individu akan sulit melakukan hal-hal yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Ketidakmampuan bersosialisasi juga bisa menimbulkan perilaku mal adaptif (perilaku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek yang baru tersebut.[1]
2.      Tujuan layanan orientasi
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan perkataan lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.
3.      Teknik layanan orientasi
Proses layanan orientasi mulai dari perencanaan hingga akhir bisa dilaksanakan melalui berbagai teknik, yaitu:
a.       Format lapangan. Format ini ditempuh apabila peserta layanan (siswa) melakukan kegiatan ke luar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan.
b.      Format klasikal. Dengan format ini, kegiatan layanan orientasi dilaksanakan di dalam kelas atau ruangan.
c.       Format kelompok. Secara umum polanya sama dengan format klasikal, yaitu dilakukan secara berkelompok dan terdiri atas sejumlah peserta yang terbatas, misalnya lima sampai delapan orang.
d.      Format individual. Format ini merupakan format khusus dilakukan terhadap individu-individu tertentu.
e.       Format politik. Dengan format ini konselor berupaya menghubungkan dan mengaktifkan pihak-pihak di luar peserta layanan untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan peserta layanan.[2]
4.      Kegiatan layanan orientasi
Kegiatan pendukung layanan orientasi dapat berupa:
a.       Aplikasi instrumentasi dan himpunan data. Pengungkapan masalah individu melalui instrumen tertentu.
b.      Konferensi kasus. Konferensi kasus harus dapat diarahkan untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang perlu dijadikan focus atau isi layanan.
c.       Kunjungan rumah.
d.      Alih tangan kasus.
5.      Pelaksanaan layanan orientasi
Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan.
b.      Pelaksanaan.
c.       Evaluasi.
d.      Analisis hasil evaluasi.
e.       Tindak lanjut.
f.       Laporan.


B.     Layanan Informasi
1.      Makna layanan orientasi
Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.
Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari, sekarang, maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan. Individu bisa mengalami masalah dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi kebutuhannya di masa depan, akibat tidak menguasai dan tidak mampu mengakses informasi. Melalui layanan bimbingan dan konseling individu dibantu memperoleh atau mengakses informasi.[3]
2.      Tujuan layanan informasi
Layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui dan menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.[4]
3.      Teknik layanan informasi
Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh konselor kepada seluruh siswa di sekolah dan madrasah. Berbagai teknik dan media yang bervariasi serta fleksibel dapat digunakan melalui format klasikal dan kelompok. Format mana yang akan digunakan tentu tergantung jenis informasi dan karakteristik peserta layanan. Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah:
a.       Ceramah, Tanya jawab dan diskusi.
b.      Melalui media.
c.       Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan berkenaan dengan acara khusus di sekolah atau madrasah.
d.      Nara sumber.
4.      Kegiatan pendukung layanan informasi
a.       Aplikasi instrumen dan himpunan data.
b.      Konferensi kasus.
c.       Kunjungan rumah.
d.      Alih tangan kasus.
5.      Pelaksanaan layanan informasi
Proses atau tahap layanan informasi adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan yang mencakup kegiatan.
b.      Pelaksanaan yang mencakup kegiatan.
c.       Evaluasi yang mencakup kegiatan.
d.      Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan.
e.       Tindak lanjut yang mencakup kegiatan.
f.       Pelaporan yang mencakup kegiatan.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan perkataan lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru.
Layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui dan menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.









DAFTAR PUSTAKA
Fenti hikmawati, Bimbingan Konseling, Jakarta, Rajawali Pers. 2010.
Syamsu yusuf dan Juntika nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2010.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rajawali Pers. 2013.



[1] Tohirin, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 137.
[2] Ibid., h. 142.
[3] Syamsu yusuf dan Juntika nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010), h. 102
[4] Ibid.

Selasa, 26 Agustus 2014

RPP Perkembangan Islam di Nusantara



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah             : SMP
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester            : IX/I
Materi                          : Perkembangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu            : 1x15 Menit

I.                   Standar Kompetensi
Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara

II.                Kompetensi Dasar
1.      Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara
2.      Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa

III.             Indikator
1.      Dapat menyebutkan sejarah masuknya Islam di Nusantara
2.      Dapat menyebutkan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa

IV.             Tujuan Pembelajaran
1.      Dapat menjelaskan sejarah masuknya Islam di Nusantara
2.      Dapat menjelaskan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa


V.                Karakter siswa yang diharapkan
Religius, Sopan Santun, Disiplin, Kritis, Cinta Ilmu Pengetahuan, Tanggung jawab

VI.             Materi Ajar (Materi Pokok)
A.    Masuknya Islam di Nusantara
Agama Islam masuk di Nusantara sekitar abad VII dan VIII Masehi. Agama Islam masuk di Nusantara dibawa oleh para pedagang muslim melalui dua jalur, yaitu jalur utara dan jalur selatan.
Bangsa Arab merupakan pemeluk agama Islam yang pertama karena agama Islam diwahyukan di tengah-tengah mereka. Di dorong oleh panggilan suci, sebagian bangsa Arab berusaha menyebarluaskan agama Islam ke seluruh penjuru dunia, termasuk Nusantara. Penyebaran agama Islam ke Nusantara melalui tiga cara, yaitu:
1.      Perdagangan
2.      Pernikahan
3.      Pembebasan Kasta

B.     Kerajaan Islam di Jawa
1.      Kerajaan Islam di Jawa
a.       Kerajaan Islam di Demak, Pajang dan Mataram
Kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Demak, di wilayah pantai utara Jawa. Kerajaan Demak berdiri pada abad ke-XVI (1500-1550 M). kemudian Demak mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Sultan Prawata. Kemunduran kerajaan Demak segera digantikan oleh kerajaan Pajang. Kemudian kerajaan Pajang jatuh di bawah kerajaan Mataram, seluruh wilayah yang dahulunya berada di bawah kekuasaan Pajang menjadi wilayah kekuasaan Mataram. Raja mataram yang terkenal adalah Sultan Agung.
b.      Kerajaan Islam Cirebon
Syarif Hidayatullah yang mengubah status Cirebon menjadi kesultanan. Setelah Cirebon resmi menjadi kesultanan Islam, Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) berusaha menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang belum menganut Islam. Sebagai sasaran utama adalah kerajaan Pajajaran. Kemudian, Sunan Gunung Jati juga mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Kawal, Sunda Kelapa dan Banten.
c.       Kerajaan Islam Banten
Sultan Maulana Hasanuddin adalah raja pertama di Banten. Pada masa pemerintahannya, Banten menjadi kota perdagangan yang ramai dan merupakan pusat penyebaran agama Islam. Sultan Maulana Hasanuddin memperluas kekuasaannya sampai Jayakarta, Lampung dan Bengkulu. Pada tahun 1570 M Sultan Maulana Hasanuddin wafat, kemudian diganti oleh putranya yang bernama Maulana Yusuf. Ia memperluas daerahnya hingga pajajaran. Pada saat itu pajajaran masih memeluk agama hindu.

VII.          Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
3.      Karya wisata
4.      Observasi
5.      Resitasi/Pemberian tugas

VIII.       Media Pembelajaran
1.      Papan tulis
2.      LCD proyektor

IX.             Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Nilai Karakter
Waktu
1.
Awal
a.    Guru memasuki kelas lalu memberi salam
b.   Guru dan siswa bersama-sama membaca basmalah, kemudian guru mengabsen siswa
Religius dan Sopan Santun
Religius dan Disiplin

1 Menit
2.
Inti
Eksplorasi
a.       Guru menjelaskan materi tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara
b.      Guru menjelaskan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa
Elaborasi
a.       Guru mengajak siswa berwisata melalui video yang berhubungan dengan materi
b.      Guru meminta siswa untuk melakukan observasi
c.       Setelah proses selesai guru bertanya kepada siswa benda peninggalan sejarah apa saja yang ada di video tadi
d.      Guru memberikan masukan untuk setiap jawaban
e.       Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari bahan tentang sejarah kerajaan Islam di Sumatera dan Sulawesi untuk di presentasikan minggu depan
Konfirmasi
a.       Guru memberikan simpulan dari materi pembelajaran

Religius dan Cinta Ilmu Pengetahuan







Kritis dan Cinta Ilmu Pengetahuan









Tanggung jawab

5 Menit




6 Menit
















2 Menit
3.
Akhir
a.    Guru menutup pembelajaran dengan membaca do’a lalu memberi salam
Religius dan Sopan Santun
1 Menit

X.                Referensi
1.      LKS dan buku-buku lain yang relevan dengan materi ajar

XI.             Penilaian
1.      Teknik
Lisan
2.      Bentuk Instrumen
Uraian
3.      Instrumen
Jawablah Pertanyaan berikut ini:
1.      Agama Islam masuk ke Nusantara melalui berapa jalur?
2.      Mengapa Islam dapat diterima secara baik di Nusantara?
3.      Bagaimana cara penyebaran Islam di Nusantara?



Mengetahui,
Kepala Sekolah

……………………………..
Drs. Tarmiji Nawawi
NIP.

Guru Mata Pelajaran

…………………………………
Alfiah
NIP.