BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan banyak sekali masalah yang sering kita jumpai baik dalam materi
ataupun prakteknya. Salah satunya yakni masalah perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru
sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan
akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan
tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural,
dan sarat tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat. Seorang guru selain dituntut untuk memiliki ilmu yang cukup untuk mengajar
dan komunikatif, guru juga harus memiliki rancangan-rancangan perencanaan
pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti
oleh murid-muridnya.
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model,
pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas
lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses
pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Di dalam perencanaan pembelajaran terdapat terdapat berbagai
model-model yang salah satunya akan kami jabarkan, yaitu Model Banathy.
Model pengembangan
sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-langkah
pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Desain model
banathy ini bertitik tolak dari pendekatan sistem, yang mencakup enam komponen
yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan serta menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah
pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: Merumuskan
tujuan, Mengembangkan tes, Menganalisis kegiatan belajar, Mendesain sistem
instruksional, Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil dan Mengadakan
perbaikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian model perencanaan Bela H.
Banathy?
2.
Apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan
Bela H. Banathy?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Apa pengertian model perencanaan
Bela H. Banathy.
2.
Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan model
perencanaan Bela H. Banathy.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan
karya Ilmiah yang sangat sederhana ini, kami mengambil dari berbagai literatur-literatur yang ada di perpustakaan. Dan kami juga
mengambil sedikit banyaknya dari berbagai situs-situs internet yang berkaiatan
dengan pembahasan kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Perencanaan
Ada beberapa
definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang
lain. Cunningham[1]
misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan dating dengan
tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan
digunakan dalam penyelesaian.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan
antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what
should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas,
program, dan alokasi sumber.[2]
Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan
sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan
menyeimbangkan perubahan.[3]
Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang
berbeda-beda. Akan tetapi, pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama
ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang.
Maka berdasarkan rumusan di atas, Perencanaan adalah suatu cara
yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai
dengan langkah-langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang
terjadi sehingga kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
B.
Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran atau perencanaan menurut Dengeng[4]
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit
dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan
ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk
merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi
harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagaimana disebut
oleh Dengeng (1989)[5],
Reigeluth (1983) sebagai suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan
kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif,
sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada
teori pembelajaran preskriptif.
C.
Pengertian Model Perencanaan Bela H. Banathy
Model Banathy
dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya
ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa
kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri
atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk
mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem pembelajaran ini
berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah
pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain
ini bertitik tolak dari pendekatan sistem (system approach), yang mencakup
keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada langkah terakhir para
pengembang diharapkan dapat melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta
suatu desain yang diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi
guru-guru di sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus
dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan dalam sistem.
Komponen-komponen
tersebut merupakan acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan. Komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan Tujuan
Pada
langkah ini pengembang merumuskan tujuan pembelajaran, yang merupakan
pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan untuk dikerjakan, diketahui,
dirasakan, dan sebagainya oleh peserta didik atau siswa sebagai hasil
pengalaman belajarnya.
2.
Mengembangkan test
Pada
langkah ini dikembangkan suatu tes sebagai alat evaluasi, yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar, atau ketercapaian tujuan pembelajaran
oleh peserta didik/siswa. Penyusunan tes berdasarkan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan pada langkah sebelumnya.
3.
Menganalisis tugas belajar
Pada
langkah ini dirumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta
didik/siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, yakni
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pada langkah ini, perilaku awal peserta
didik/siswa perlu dinilai dan dianalisis. Berdasarkan gambar tentang perilaku
awal tersebut dapat dirancang materi pelajaran dan tugas-tugas belajar yang
sesuai, sehingga mereka tidak perlu mempelajari hal-hal yang telah diketahui
atau telah dikuasai sebelumnya.
4.
Mendesain Sistem Pembelajaran
Pada
langkah ini dikembangkan berbagai alternatif dan mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang harus dilakukan oleh siswa/peserta
didik maupun kegiatan-kegiatan guru/tenaga pengajar. Langkah ini dikembangkan
sedemikian rupa yang menjamin agar peserta didik melaksanakan dan menguasai
tugas-tugas yang telah dianalisis pada langkah tiga desain sistem juga meliputi
penentuan siswa yang mempunyai potensi paling baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran, oleh karena itu perlu disediakan alternatif kegiatan tertentu
yang cocok. Selain dari itu, dalam desain sistem supaya ditentukan waktu dan
tempat melakukan kegiatan-kegiatan pembalajaran.
5.
Melaksanakan Kegiatan dan mengetes hasil
Sistem
yang sudah di desain selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk uji coba di lapangan
(sekolah) dan di tes hasilnya. Hal-hal yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh
peserta didik merupakan output dari implementasi sistem, yang harus dinilai
supaya dapat diketahui hingga mereka dapat mempertunjukan atau menguasai
tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
6.
Melakukan Perubahan Untuk Perubahan
Pada
langkah ini ditentukan, bahwa hasil –hasil yang diperoleh dari evaluasi digunakan
sebagai umpan balik bagi sistem keseluruhan dan bagi kompinen-komponen sistem,
yang pada gilirannya menjadi dasar untuk mengadakan perubahan untuk perbaikan
sistem pembelajaran.
Kendati
6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun untuk mengembangkan
rancangan sistem pembelajaran model ini memerlukan kemampuan akademik yang
cukup tinggi serta pengalaman yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari
itu, proses pengembangan suatu sistem menuntut partisipasi pihak-pihak terkait,
seperti kepala sekolah, administrator, supervisor dan kelompok guru, sehingga
rancangan kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di
sekolah dan dapat diterapkan dalam sistem sekolah.
D.
Kelebihan dan Kelemahan Model Perencanaan Bela H. Banathy
Dalam model
pembelajaran Banathy ada beberapa kelebihan dan kelemahannya, yaitu sebagai
berikut:
1.
Kelebihan
Model Bela H. Banathy ini mempunyai
beberapa kelebihan antara lain:
a.
Menganalisis
dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang
lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta
didik.
b.
Mengembangkan
kriteria test yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini dilakukan
agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.
c.
Menganalisis
dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa yang harus dipelajari
(kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan
belajar). Kemampuan awal siswa harus di analisis atau dinilai agar mereka tidak
perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai.
d.
Mengadakan
perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi model ini didasarkan
pada hasil test peserta didik.
e.
Langkah-langkahnya
yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif untuk membuatnya.
2.
Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki
oleh model Perencanaan Bela H. Banathy ini antara lain:
a.
Sedikit
langkah sehingga dikhawatirkan akan tidak efisien.
b.
Model
cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak didik sehingga
mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah
di kaji ulang.
BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan pembahasan di atas, penulis
dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
1.
Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh
Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil
pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem,
yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang
satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
2.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada
model perencanaan ini.
Kelebihannya antara lain: Mampu menganalisis dan merumuskan tujuan instruksional dengan lebih spesifik, Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, Menganalisis kemampuan awal siswa, Mengadakan hasil perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan hanya terdiri beberapa langkah sehingga bisa melakukan perencanaan dengan efektif.
Kelebihannya antara lain: Mampu menganalisis dan merumuskan tujuan instruksional dengan lebih spesifik, Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, Menganalisis kemampuan awal siswa, Mengadakan hasil perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan hanya terdiri beberapa langkah sehingga bisa melakukan perencanaan dengan efektif.
Sedangkan
kelemahan dari model ini adalah: Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan
tidak effesien dan Model ini cenderung fokus pada materi yang belum dikuasai
oleh peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar Prof. Dr. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Harjanto, Drs. Perencanaan Pengajaran. PT RINEKA CIPTA.
Jakarta.
Uno, Hamzah B. Dr. M.Pd. Perencanaan Pembelajaran. PT Bumi
Aksara. Jakarta.
http://ervindasabila.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html
http://kumpulan-file-pc.blogspot.com/2011/12/model-perencanaan-bela-h-banathy.html
[1] Willian G. Cunningham, Systematic Planning for Educational
Change, First Edition, Mayfield Publishing Company, California, 1982, h. 4.
[2] Arthur W. Steller, Curriculum Plannng, Fenwick W. English,
(editor), Fundamental Curriculum Decisions, ASCD, Virginia, 1983, h. 68.
[3] Stephen P. Robbins, The Administrative Process, second
Edition, Prantice-Hall of India Private Limited, New Delhi, 1982, h. 128.
[4] I Nyoman sudana Dengeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan Pusat
Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional
Universitas Terbuka. Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta, 1993, h. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar