Assalamualaikum...

Assalamualaikum...

Minggu, 14 April 2013

Model Banathy



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan banyak sekali masalah yang sering kita jumpai baik dalam materi ataupun prakteknya. Salah satunya yakni masalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat. Seorang guru selain dituntut untuk memiliki ilmu yang cukup untuk mengajar dan komunikatif, guru juga harus memiliki rancangan-rancangan perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh murid-muridnya.
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Di dalam perencanaan pembelajaran terdapat terdapat berbagai model-model yang salah satunya akan kami jabarkan, yaitu Model Banathy.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Desain model banathy ini bertitik tolak dari pendekatan sistem, yang mencakup enam komponen yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: Merumuskan tujuan, Mengembangkan tes, Menganalisis kegiatan belajar, Mendesain sistem instruksional, Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil dan Mengadakan perbaikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian model perencanaan Bela H. Banathy?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan Bela H. Banathy?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui Apa pengertian model perencanaan Bela H. Banathy.
2.      Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan Bela H. Banathy.

D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan karya Ilmiah yang sangat sederhana ini, kami mengambil dari berbagai literatur-literatur  yang ada di perpustakaan. Dan kami juga mengambil sedikit banyaknya dari berbagai situs-situs internet yang berkaiatan dengan pembahasan kami.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Perencanaan
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham[1] misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan dating dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.[2] Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.[3]
Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang.
Maka berdasarkan rumusan di atas, Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan langkah-langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

B.     Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran atau perencanaan menurut Dengeng[4] adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagaimana disebut oleh Dengeng (1989)[5], Reigeluth (1983) sebagai suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori pembelajaran preskriptif.

C.    Pengertian Model Perencanaan Bela H. Banathy
Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan sistem (system approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi guru-guru di sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan dalam sistem.
Komponen-komponen tersebut merupakan acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan Tujuan
Pada langkah ini pengembang merumuskan tujuan pembelajaran, yang merupakan pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan untuk dikerjakan, diketahui, dirasakan, dan sebagainya oleh peserta didik atau siswa sebagai hasil pengalaman belajarnya.
2.      Mengembangkan test
Pada langkah ini dikembangkan suatu tes sebagai alat evaluasi, yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar, atau ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik/siswa. Penyusunan tes berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya.
3.      Menganalisis tugas belajar
Pada langkah ini dirumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik/siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, yakni perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pada langkah ini, perilaku awal peserta didik/siswa perlu dinilai dan dianalisis. Berdasarkan gambar tentang perilaku awal tersebut dapat dirancang materi pelajaran dan tugas-tugas belajar yang sesuai, sehingga mereka tidak perlu mempelajari hal-hal yang telah diketahui atau telah dikuasai sebelumnya.
4.      Mendesain Sistem Pembelajaran
Pada langkah ini dikembangkan berbagai alternatif dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang harus dilakukan oleh siswa/peserta didik maupun kegiatan-kegiatan guru/tenaga pengajar. Langkah ini dikembangkan sedemikian rupa yang menjamin agar peserta didik melaksanakan dan menguasai tugas-tugas yang telah dianalisis pada langkah tiga desain sistem juga meliputi penentuan siswa yang mempunyai potensi paling baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu perlu disediakan alternatif kegiatan tertentu yang cocok. Selain dari itu, dalam desain sistem supaya ditentukan waktu dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan pembalajaran.
5.      Melaksanakan Kegiatan dan mengetes hasil
Sistem yang sudah di desain selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk uji coba di lapangan (sekolah) dan di tes hasilnya. Hal-hal yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh peserta didik merupakan output dari implementasi sistem, yang harus dinilai supaya dapat diketahui hingga mereka dapat mempertunjukan atau menguasai tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

6.      Melakukan Perubahan Untuk Perubahan
Pada langkah ini ditentukan, bahwa hasil –hasil yang diperoleh dari evaluasi digunakan sebagai umpan balik bagi sistem keseluruhan dan bagi kompinen-komponen sistem, yang pada gilirannya menjadi dasar untuk mengadakan perubahan untuk perbaikan sistem pembelajaran.
Kendati 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun untuk mengembangkan rancangan sistem pembelajaran model ini memerlukan kemampuan akademik yang cukup tinggi serta pengalaman yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu, proses pengembangan suatu sistem menuntut partisipasi pihak-pihak terkait, seperti kepala sekolah, administrator, supervisor dan kelompok guru, sehingga rancangan kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dan dapat diterapkan dalam sistem sekolah.

D.    Kelebihan dan Kelemahan Model Perencanaan Bela H. Banathy
Dalam model pembelajaran Banathy ada beberapa kelebihan dan kelemahannya, yaitu sebagai berikut:
1.      Kelebihan
Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
a.       Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta didik.
b.      Mengembangkan kriteria test yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.
c.       Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus di analisis atau dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai.
d.      Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi model ini didasarkan pada hasil test peserta didik.
e.       Langkah-langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif untuk membuatnya.
2.      Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model Perencanaan Bela H. Banathy ini antara lain:
a.       Sedikit langkah sehingga dikhawatirkan akan tidak efisien.
b.      Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.












BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
1.      Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

2.      Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada model perencanaan ini.
Kelebihannya antara lain: Mampu menganalisis dan merumuskan tujuan instruksional dengan lebih spesifik, Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, Menganalisis kemampuan awal siswa, Mengadakan hasil perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan hanya terdiri beberapa langkah sehingga bisa melakukan perencanaan dengan efektif.
Sedangkan kelemahan dari model ini adalah: Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien dan Model ini cenderung fokus pada materi yang belum dikuasai oleh peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar Prof. Dr. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Harjanto, Drs. Perencanaan Pengajaran. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.
Uno, Hamzah B. Dr. M.Pd. Perencanaan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.
http://ervindasabila.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html

http://kumpulan-file-pc.blogspot.com/2011/12/model-perencanaan-bela-h-banathy.html



[1] Willian G. Cunningham, Systematic Planning for Educational Change, First Edition, Mayfield Publishing Company, California, 1982, h. 4.
[2] Arthur W. Steller, Curriculum Plannng, Fenwick W. English, (editor), Fundamental Curriculum Decisions, ASCD, Virginia, 1983, h. 68.
[3] Stephen P. Robbins, The Administrative Process, second Edition, Prantice-Hall of India Private Limited, New Delhi, 1982, h. 128.
[4] I Nyoman sudana Dengeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Universitas Terbuka. Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta, 1993, h. 1.
[5] Ibid,. 1989, h. 4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar