Assalamualaikum...

Assalamualaikum...

Selasa, 24 Desember 2013

Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Sifat-sifat Allah, Balasan tentang Perbuatan, Menerapkan Keadilan dan Kebenaran, Tugas dan Status Manusia, dan Mempedomaninya dalam Kehidupan Sehari-hari



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Secara bertahap melalui perantara malaikat jibril, didalamnya berisi tentang berbagai macam ilmu-ilmu ketauhidan, syariat, aqidah, muamalah dan ilmu-imu yang lain, Al-Quran merupakan kitab penyempurna dari tiga kitab yang diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi sebelumnya yaitu Taurat, Injil dan Zabur, ciri bahasa Al Quran adalah global atau masih bersifat umum, oleh karenanya dalam memahami Al Quran dibutuhkan penafsiran secara mendalam. Penafsiran Al Quran yang pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW kemudian berlanjut pada masa sahabat-sahabat nabi diteruskan oleh tabiin, didalam Al-Quran akan banyak dijumpai ayat-ayat yang menyebutkan tentang keEsaan Allah SWT, bagaimana eksistensi Allah dalam segala hal serta janji-janji Allah dan fitrah mengenal Allah.
Dalam makalah ini kami akan mencoba menyampaikan beberapa ayat yang menyajikan tentang sifat-sifat Allah SWT yang mencakup ayat-ayat yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah SWT serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami dapatkan





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Q.S Al-Hujurat Ayat 18
Artinya:
”Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
Ayat ini menerangkan Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Mengetahui apa-apa yang gaib di langit dan di bumi. Dia-lah yang melihat apa yang tersembunyi di dalam hati, dan apa yang diucapkan oleh lidah karena Allah Maha Melihat apa yang dikerjakan oleh seluruh hamba-hamba Nya.
Dengan memahami sifat besar Allah ini, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Kita sadar bahwa kita tidak bisa membohongi atau menyembunyikan kebohongan apa pun di hadapan Allah. Kepada manusia kita bisa berbohong, tapi tidak terhadap Allah, karena Allah melihat segala perbuatan kita.
Kelak di kemudian hari akan ditampakkan segala perbuatan dan kebohongan yang kita sembunyikan. Oleh sebab itu berbuat baiklah selalu, supaya kita tidak perlu merasa takut dan cemas jika suatu saat seluruh perbuatan kita akan disaksikan dan dimintakan pertanggung jawabannya.


B.     Q.S Fushilat Ayat 40
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari kami. Maka Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah Maha Mengetahui semua yang dilakukan dan tipu daya yang dibuat oleh orang-orang yang menentang Al-Qur’an menurut keinginan hawa nafsu mereka sendiri, mengingkari, dan mencela. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dan tidak diketahui Allah. Oleh karena itu, dia akan membalas segala perbuatan mereka itu dengan ganjaran yang setimpal.
Kemudian Allah menerangkan perbedaan dan bentuk pembalasan yang akan diterima oleh orang-orang mukmin dan orang-orang kafir di akhirat nanti dengan mengatakan bahwa orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka karena mengingkari Allah, rasul, dan ayat-ayat-Nya tidak sama dengan orang-orang beriman yang mempercayai ayat-ayat Al-Qur’an, mengikuti rasul-Nya, dan mendapat surga. Allah akan menetapkan keputusan dengan adil antara mereka dan balasan yang akan mereka peroleh tentu pula tidak sama.
Ayat ini ditujukan kepada seluruh manusia yang kafir dan mukmin. Akan tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa ayat ini berarti umum dan khusus. Umum meliputi seluruh manusia yang kafir dan beriman, khusus berhubungan dengan Abu jahal yang mengingkari Rasulullah saw dan orang-orang yang beriman kepadanya.
Diriwayatkan oleh ‘Abd ar-Razzaq, Ibnu al-Munzir, Ibnu Asakir dari Busyair bin Tamim, ia berkata: “ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal dan ‘Ammar bin Yasir”.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad telah mengetahui akibat yang diperoleh orang-orang yang berbuat dosa di akhirat nanti, dan akibat yang akan diperoleh orang-orang yang beriman kelak. Oleh karena itu, manusia dipersilakan untuk melakukan apa saja yang dikehendaki, ia telah mengetahui akibatnya. Allah melihat segala perbuatan manusia dan memberi balasan sesuai dengan yang telah diperbuatnya.

C.    Q.S Al-Mujadalah Ayat 7
Artinya:
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
Ayat ini menerangkan bagaimana luas, dalam, dan lengkapnya pengetahuan Allah tentang makhluk yang diciptakan-Nya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang sebesar-besarnya. Diterangkan bahwa ilmu Allah mencakup segala yang ada di langit dan di bumi, betapa pun kecil dan halusnya. Jika ada tiga orang di langit dan di bumi berbisik-bisik, maka Allah yang keempatnya. Jika yang berbisik dan mengadakan perundingan rahasia itu empat orang, maka Allah yang kelimanya, dan jika yang berbisik dan mengadakan perundingan rahasia itu lima orang maka Allah yang keenamnya. Bakhan berapa orang saja berbisik dan mengadakan perundingan rahasia dan di mana saja mereka melakukannya, pasti Allah mengetahuinya.
Penyebutan bilangan tiga, empat, dan lima orang dalam ayat hanyalah untuk menyatakan bahwa biasanya perundingan itu dilakukan oleh beberapa orang seperti tiga, empat, lima, dan seterusnya, dan tiap-tipa perundingan itu pasti Allah menyaksikannya. Allah berfirman:
  
Artinya:
“tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah Amat mengetahui segala yang ghaib”. (Q.S at-Taubah: 78)
Artinya:
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka”. (Q.S az-Zukhruf: 80)
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa kebenaran tentang Allah Maha Mengetahui segala sesuatu itu, barulah mereka mengetahui di hari Kiamat nanti, yaitu ketika dikemukakan catatan amal mereka yang di dalamnya tercatat seluruh perbuatan yang pernah mereka kerjakan selama hidup di dunia, yaitu berupa perbuatan baik maupun perbuatan buruk, tidak ada satu pun yang dilupakan untuk dicatat. Pada saat itu, orang-orang kafir barulah menyesali perbuatan mereka, tetapi penyesalan di kemudian hari itu tidak ada gunanya sedikit pun.

D.    Q.S At-Tagabun Ayat 4
Artinya:
“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. dan Allah Maha mengetahui segala isi hati”.
Ayat ini menyatakan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak satu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dialah yang mengatur yang ada sesuai dengan ilmu-Nya yang luas dan kekuasaan-Nya yang mencakup dan meliputi segala sesuatu menurut kehendak-Nya, sebagaimana Allah berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia”. (Q.S Yasin: 82)
Allah mengetahui segala sesuatu, baik yang dirahasiakan apalagi yang tampak nyata. Maka seyogyanya manusia berbuat sesuai dengan apa yang digariskan agama Allah yang dibawa junjungan kita Nabi Muhammad saw yaitu agama Islam, untuk mendapat ridha-Nya, memperoleh pahala yang berlipat-ganda, dan berbahagia di dunia dan akhirat.
Ayat ke-4 ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah itu Maha Mengetahui segala isi hati, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Firman Allah:
4 ¨bÎ) ©!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« ÒOŠÎ=tæ ÇÏËÈ  
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (al-Ankabut: 62)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
4 ¨bÎ) ©!$# 7LìÎ=tæ ÏN#xÎ/ ÍrߐÁ9$# ÇËÌÈ  
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati”. (Q.S Luqman: 23)

E.     Q.S Qashahs Ayat 84
Artinya:
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan”.
Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang di akhirat datang dengan membawa amal kebajikan, akan dibalas dengan yang lebih baik, dan dilipatgandakan sebanyak-banyaknya. Tidak ada yang mengetahui berapa kelipatannya kecuali Allah sebagai karunia dan rahmat-Nya. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَاِنْ هَمَّ فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ اِلَى سَبْعِمِائَةٍ ضِعْفٍ اِلَى اَضْعَافٍ كَثِيْرَاةٍ (رواه البخارى ومسلم عن ابن عباس)
Artinya:
Siapa yang bermaksud akan mengerjakan satu kebaikan, kemudian tidak jadi dikerjakannya, Allah mencatat pada sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, kalau ia bermaksud mengerjakan satu kebaikan lalu dikerjakannya, maka Allah mencatat (pahala) dengan sepenuh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan lipat ganda yang lebih banyak lagi. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
Dalam hadis lain Rasulullah saw bersabda:
وَاِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَاِنْ هَمَّ بِهَا وَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً (رواه البخارى ومسلم عن ابن عباس)
Artinya:
Dan barang siapa yang bermaksud mengerjakan satu kejahatan kemudian tidak dikerjakannya, maka ditulislah oleh Allah swt di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, dan kalau ia bermaksud mengerjakan kemudian dikerjakannya, maka Allah mencatatkan baginya hanya satu kejahatan saja. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
Hal ini sesuai dengan firman Allah:                  
Artinya:
”dan barang siapa yang membawa kejahatan, Maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan”. (Q.S an-Naml: 90)




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari beberapa penjelasan ayat-ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa banyak sekali ayat-ayat di dalam  Al-Quran yang menerangkan tentang sifat-sifat Allah SWT, seperti dalam surat Q.S Al-Hujurat Ayat 18 dan Q.S Al-Mujadalah Ayat 7 yang menerangkan bahwa Allah itu maha mengetahui segala yang gaib yang ada dibumi maupun dilangit dan Allah melihat apa saja yang kita lakukan. Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk percaya dan mengimani akan hal tersebut sehingga kita bisa menjadi seorang muslim yang memilki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.





DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid VII. Jakarta. Lentera Abadi.
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid VIII. Jakarta. Lentera Abadi.
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid IX. Jakarta. Lentera Abadi.
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid X. Jakarta. Lentera Abadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar